Pemodelan penyebaran penyakit merupakan langkah penting untuk memahami
dinamika transmisi penyakit. Banyak penelitian sebelumnya memanfaatkan
model SIR dan pengembangannya, sementara pendekatan statistik seperti model
S-GSTAR yang mempertimbangkan faktor temporal dan spasial juga banyak
digunakan. Kedua pendekatan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Oleh karena itu, penelitian ini mengembangkan model gabungan
SIRS dan S-GSTAR dengan tujuan mengintegrasikan kelebihan keduanya. Pada
tesis ini, dilakukan simulasi model gabungan SIRS-SGSTAR untuk kasus
pneumonia di DKI Jakarta, disertai analisis faktor eksogen dan spasio-temporal
yang memengaruhi jumlah kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model
gabungan SIRS-SGSTAR tidak memberikan performa yang lebih baik dibandingkan
model SIRS maupun S-GSTARX secara terpisah. Faktor eksogen yang
berpengaruh pada model SIRS adalah curah hujan dengan lag 2 minggu, sedangkan
pada model S-GSTARX adalah curah hujan dengan lag 2 minggu dan O3 dengan
lag 3 minggu. Sementara itu, faktor spasial yang paling memengaruhi pada
model SIRS-SGSTAR dan S-GSTARX adalah jumlah kasus pneumonia di wilayah
tetangga dengan lag 2 minggu. Temuan ini konsisten dengan hasil estimasi
parameter laju infeksi pada model SIRS, yang menunjukkan masa infeksi sekitar
2 minggu.
Perpustakaan Digital ITB