Penggunaan biomassa sebagai sumber energi terbarukan semakin penting untuk
diversifikasi energi dan pengelolaan limbah pertanian. Sekam padi dan tongkol
jagung merupakan limbah biomassa pertanian yang melimpah di Indonesia tetapi
belum dimanfaatkan secara optimal. Teknologi pirolisis cepat dapat mengonversi
campuran sekam padi dan tongkol jagung menjadi produk bernilai tinggi seperti
bio-oil dan biochar, sehingga berpotensi sebagai solusi energi terbarukan sekaligus
mengurangi volume limbah. Namun, studi kinetika pirolisis biomassa campuran
sekam padi dan tongkol jagung masih terbatas. Pemahaman mendalam tentang
mekanisme reaksi dan karakteristik kinetika pirolisis campuran ini diperlukan
untuk desain reaktor dan optimasi proses yang efektif.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memodelkan kinetika dan memahami
mekanisme pirolisis campuran sekam padi dan tongkol jagung. Penelitian
dilakukan melalui eksperimen termogravimetri (TGA) dan pirolisis skala
laboratorium. Analisis TGA digunakan untuk mempelajari pola dekomposisi termal
masing-masing biomassa (sekam padi, tongkol jagung) serta campurannya.
Parameter kinetika (energi aktivasi Ea dan faktor pra-eksponensial A) ditentukan
menggunakan metode isokonversional dan pendekatan model-fitting Coats-
Redfern, dilanjutkan dengan analisis mekanisme reaksi dominan menggunakan
teknik master plot. Model kinetika yang diperoleh kemudian digunakan untuk
simulasi proses pirolisis kontinu guna mengevaluasi pengaruh laju masukan
biomassa terhadap laju produksi produk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekam padi dan tongkol jagung mengalami
dekomposisi termal dengan laju reaksi yang berbeda akibat perbedaan komposisi
kimia dan karakteristik termalnya. Campuran sekam padi–tongkol jagung (rasio
1:1) menunjukkan pola dekomposisi aditif, menyerupai gabungan dua biomassa
tanpa efek sinergis signifikan. Nilai energi aktivasi rata-rata pirolisis sekam padi
berkisar 161–162 kJ/mol, tongkol jagung 178–179 kJ/mol, dan campuran berada
pada kisaran antara keduanya (~167 kJ/mol), dengan nilai faktor pra-eksponensial
A pada orde 10¹³–10¹? s?¹. Konsistensi parameter kinetika antara campuran dan
komponen tunggal menunjukkan bahwa pirolisis campuran bersifat aditif, tanpa
interaksi katalitik maupun inhibitif yang signifikan. Analisis mekanisme kinetika menggunakan metode Coats-Redfern menunjukkan
bahwa model difusi tiga dimensi (D3, tipe Jander) memberikan kecocokan terbaik
terhadap data eksperimen pada rentang konversi ? = 0,1–0,4 untuk ketiga jenis
biomassa. Hal ini menunjukkan bahwa proses pirolisis terutama dikendalikan oleh
mekanisme difusi internal gas volatil dalam fase padat. Pada konversi tinggi (? >
0,5), model D3 mulai menyimpang dari data, yang mengindikasikan potensi
keterlibatan mekanisme tambahan seperti kontrol reaksi kimia atau hambatan difusi
sekunder.
Penelitian ini memberikan kontribusi ilmiah dalam bentuk pemodelan kinetika
pirolisis campuran sekam padi dan tongkol jagung dengan pendekatan
eksperimental dan validasi komparatif antar-metode. Temuan mengenai dominasi
mekanisme difusi internal serta sifat aditif tanpa sinergi menambah pemahaman
terhadap perilaku termal biomassa campuran, dan memberikan dasar kuantitatif
yang berguna untuk studi lanjutan terkait desain proses dan optimasi kondisi
operasi pada sistem pirolisis multikomponen.
Perpustakaan Digital ITB