digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ryan Rusnanda
PUBLIC Open In Flipbook Ridha Pratama Rusli

Energi bersih menjadi kebutuhan dalam menghadapi krisis iklim. PLTU Pangkalan Susu telah melaksanakan co-firing di luar waktu beban puncak dengan daya 130 MW. Namun 20% sekam padi terbuang karena tidak tergiling sempurna pada mill. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji optimalisasi pemanfaatan sekam padi dalam skema co-firing, ditinjau dari aspek reduksi emisi karbon dan kontribusi GRK, slagging dan fouling, potensi energi hijau (green energy) dengan skema penjualan melalui Renewable Energy Certificate (REC), dan skema kenaikan harga REC dan green electric sebagai upaya keberlanjutan co-firing. Penelitian menggunakan simulasi perangkat lunak ASPEN Plus. Model divalidasi menggunakan data aktual PLTU pada skenario 100% batubara, kemudian digunakan untuk menganalisis skenario co-firing dengan variasi 3-50%. Hasil penelitian menunjukkan, galat validasi simulasi rata-rata 0,4%. Hasil simulasi variasi rasio co-firing 3%-50 % menunjukkan penurunan daya dari 197,6 MW menjadi 174,7 MW. Namun masih memenuhi beban puncak 165–180 MW. Emisi CO2e tahunan turun hingga 49,5%. Indeks slagging 0,04–0,12 dan fouling 0,2–0,3 berada pada kategori rendah–sedang. Skema jalur bahan bakar terpisah menghilangkan kerugian massa sekam padi 20%, menambah potensi energi hijau 720 MWh/hari setara 720 REC dan pendapatan REC Rp25,2 juta/hari. Harga kenaikan sekam optimal Rp850/kg dan harga REC Rp140.000/unit untuk margin keuntungan 12%. Pasokan sekam Provinsi Sumatera Utara & Aceh mampu memenuhi 74 % kebutuhan tahunan co-firing. Usulan kenaiikan harga green electric harus diatas 1 kali price green index yaitu Rp1.589,17 per kWh.