Pembangkit listrik merupakan salah satu sumber utama penyedia energi, namun penggunaannya,
terutama melalui PLTU batubara dan pemanfaatan biomassa seperti sekam padi, menghasilkan
limbah padat dalam jumlah besar. PLTU batubara menghasilkan abu terbang sekitar 5% dari total
batubara yang dibakar, sedangkan biomassa sekam padi menyumbang limbah abu sekam padi (RHA)
hingga 25% dari total sekam yang dibakar. Limbah-limbah ini berpotensi mencemari lingkungan jika
tidak dimanfaatkan dengan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengolah limbah tersebut menjadi
mortar geopolimer sebagai alternatif pengganti semen Portland yang ramah lingkungan. Mortar
geopolimer disintesis dari campuran fly ash dan RHA dengan variasi suhu curing (60°C dan 25°C),
molaritas NaOH (10 M dan 14 M), fraksi fly ash terhadap RHA (0,5 dan 0,9), serta waktu pematangan
(7 dan 28 hari). Uji kuat tekan dilakukan untuk menilai performa mekanik mortar, sementara pasta
geopolimer dengan komposisi terbaik dianalisis lebih lanjut melalui uji SEM dan XRD. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kuat tekan maksimum diperoleh pada kondisi molaritas 14 M, suhu
curing 60°C, fraksi fly ash 0,9, dan waktu pematangan 28 hari. Analisis mikrostruktur menunjukkan
matriks geopolimer yang lebih padat meskipun masih terdapat partikel fly ash dan RHA yang tidak
bereaksi sempurna. Selain itu, kristal-kristal sisa prekursor juga teramati melalui citra SEM dan pola
difraksi XRD, mengindikasikan bahwa tidak seluruh material mengalami reaksi geopolymerisasi.
Temuan ini menunjukkan bahwa pemanfaatan limbah fly ash dan abu sekam padi sebagai bahan baku
geopolimer berpotensi menghasilkan material bangunan yang kuat dan lebih berkelanjutan.
Perpustakaan Digital ITB