Kemasan produk pangan merupakan faktor penting yang memengaruhi keputusan pembelian konsumen. Seiring berkembangnya tren keberlanjutan, pelaku usaha dituntut untuk membuat desain kemasan yang lebih ramah lingkungan, termasuk pada produk camilan sehat. Namun, penelitian terkait elemen semiotika kemasan (warna, bahan kemasan, dan informasi yang tercetak) pada produk makanan ringan sehat dan kaitannya dengan preferensi konsumen yang peduli terhadap kesehatan dan lingkungan masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran semiotika kemasan dalam membentuk persepsi kualitas dan nilai produk, serta pengaruhnya terhadap sikap keberlanjutan dan dalam mendorong niat pembelian. Pendekatan yang digunakan adalah model Stimulus-Organism-Response (SOR) yang dianalisis dengan metode SEM-PLS dan konstruk orde tinggi (Higher-Order Construct/HOC) untuk mempermudah pemodelan. Data dikumpulkan melalui kuesioner berstruktur dengan skala Likert 1-5 yang disebarkan kepada 124 responden di lokasi penjualan Produk Camilan Sehat X. Responden diminta untuk menilai semiotika kemasan, persepsi kualitas, persepsi nilai, sikap keberlanjutan, dan niat pembelian berdasarkan kemasan Produk Camilan Sehat X. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semiotika kemasan secara positif mempengaruhi persepsi kualitas (? = 0,76) dan nilai (? = 0.619), dengan efek yang lebih kuat pada kualitas. Persepsi pada kualitas dan nilai secara parsial memediasi hubungan antara semiotika dan konstruk respons, dan persepsi nilai mendorong sikap terhadap keberlanjutan (? = 0.403), sementara persepsi kualitas lebih kuat berdampak pada niat pembelian (? = 0.235). Sikap keberlanjutan memiliki pengaruh terhadap niat pembelian (? = 0.391), tetapi tidak ada peran mediasi bertingkat dalam hubungannya. Hal ini menunjukkan peran ganda semiotika dalam daya tarik fungsional dan etika. Penelitian ini memperluas model SOR dengan mengintegrasikan semiotika dan keberlanjutan, menghasilkan kerangka kerja untuk penelitian di masa depan tentang produk dengan keterlibatan risiko yang rendah (low-involvement).
Perpustakaan Digital ITB