Kehadiran transportasi umum baru berupa LRT Jabodebek memberikan perubahan
biaya gabungan transportasi yang pada gilirannya menyebabkan adanya indikasi
dampak langsung pada perubahan perilaku perjalanan dan dampak tidak langsung
perubahan guna lahan. Kedua dampak ini terjadi bukan tanpa alasan, namun karena
adanya aksesibilitas sebagai penyebab keduanya. Penelitian ini menguji adanya
dampak tersebut dengan memasukkan konsep aksesibilitas bukan hanya spasial,
namun juga aksesibilitas yang dipersepsikan oleh komuter pekerja. Penelitian ini
menggunakan pendekatan model pemilihan bertahap dimulai dari MNL, Nested
Logit, dan Mixed Logit Model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan
terhadap fasilitas LRT juga berperan positif, sementara keterjangakauan harga
memiliki dampak negatif terhadap pemilihan moda angkutan umum. Dalam
pemilihan tempat tinggal, persepsi positif terhadap lingkungan yang nyaman, aman,
dan bersih lebih cenderung memilih menetap, sedangkan persepsi baik terhadap
LRT meningkatkan peluang pindah ke hunian alternatif. Studi ini juga kemudian
menggali adanya residential self-selection hunian dengan pendekatan Joint Model
yang menjelaskan interaksi dari kedua dampak tersebut dan menemukan bahwa
persepsi aksesibilitas sebagai variabel-variabelnya terbukti dapat membuktikan
adanya fenomena ini. Hasil penelitian ini memperkuat argumen bahwa persepsi
aksesibilitas dan residential self-selection dapat mempengaruhi dampak langsung
dan tidak langsung tersebut sehingga perlu diperhitungkan dalam mengevaluasi
manfaat infrastruktur transportasi baru.
Perpustakaan Digital ITB