Penelitian ini menganalisis pemilihan moda transportasi antara angkutan online (Grab
Car dan Grab Motor) dan angkutan umum untuk meningkatkan efektivitas dan kualitas
layanan transportasi di Kota Kupang, dengan fokus pada rute Lampu 2 Kota Kupang
Sikumana. Penelitian ini menggunakan model Multinomial Logit (MNL) untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan moda, termasuk biaya
perjalanan, waktu tempuh, keamanan, kenyamanan, dan aksesibilitas. Hasil model
menunjukkan bahwa biaya perjalanan dan waktu tempuh merupakan dua atribut utama
yang secara signifikan memengaruhi keputusan pengguna dalam memilih moda
transportasi. Analisis parameter MNL mengungkapkan bahwa kenaikan biaya
perjalanan cenderung menurunkan probabilitas pemilihan moda, sedangkan waktu
tempuh yang lebih cepat secara signifikan meningkatkan kemungkinan moda tersebut
dipilih. Selain itu, variabel kenyamanan dan aksesibilitas juga memberikan kontribusi
positif, meskipun tidak sekuat dua atribut utama tersebut. Lebih lanjut, hasil analisis
probabilistik menunjukkan bahwa responden dengan pendapatan menengah dan tidak
memiliki kendaraan pribadi memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk memilih
transportasi online, khususnya GrabBike, dibandingkan dengan angkutan umum
konvensional. Kelompok usia 18–34 tahun juga menunjukkan preferensi yang kuat
terhadap moda daring karena kemudahan akses melalui aplikasi, fleksibilitas rute, dan
kenyamanan layanan.Sebaliknya, angkutan umum masih diminati oleh kelompok
pengguna tertentu, terutama karena biaya yang lebih terjangkau. Namun, kekurangan
dalam waktu tunggu, ketidakpastian rute, dan kurangnya kenyamanan, membuat moda
ini kurang kompetitif dibandingkan transportasi daring.Temuan-temuan ini
menunjukkan bahwa untuk meningkatkan daya saing angkutan umum di Kota Kupang,
khususnya di koridor Lampu 2–Sikumana, perlu dilakukan perbaikan strategis terhadap
kualitas layanan, meliputi: peningkatan kenyamanan armada, pengurangan waktu
tunggu, pengembangan sistem rute yang jelas dan terjadwal, serta menjaga
keterjangkauan tarif. Dengan demikian, angkutan umum dapat menjadi alternatif yang
lebih menarik dan berdaya saing terhadap moda transportasi berbasis aplikasi.
Perpustakaan Digital ITB