digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pembangunan infrastruktur baru, khususnya jalan tol, tidak hanya dipandang sebagai katalis pertumbuhan ekonomi dan peningkatan aksesibilitas, tetapi juga membawa dampak yang kompleks terhadap lingkungan sosial, kualitas hunian, dan perilaku mobilitas masyarakat. Persepsi masyarakat terhadap manfaat maupun gangguan dari infrastruktur tersebut menjadi kunci dalam memahami sejauh mana proyek mampu memberikan nilai tambah atau justru memunculkan eksternalitas negatif. Jalan Tol Serang–Panimbang, yang dirancang untuk mempercepat perjalanan Jakarta–Tanjung Lesung serta mendukung kawasan strategis pariwisata nasional, menjadi contoh nyata bagaimana infrastruktur baru berpotensi menimbulkan trade-off antara aksesibilitas dan gangguan lingkungan. Studi ini menganalisis pengaruh persepsi aksesibilitas dan gangguan terhadap kepuasan bermukim, intensi relokasi, serta niat berganti moda masyarakat di sekitar ruas tol. Metode SEM-PLS dan Ordinal Logistic Regression digunakan untuk menguji kerangka pengaruh pembentuk kepuasan bermukim dan intensi berganti moda. Analisis dilakukan berdasarkan pada survei yang dikumpulkan melalui 603 responden dengan tempat tinggal pada radius 1000 m dari ruas Jalan Tol SerangPanimbang Seksi 1 yang meliputi 3 kabupaten/kota yakni Kota Serang, Kabupaten Serang, dan Kabupaten Lebak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi aksesibilitas memiliki pengaruh yang bervariasi terhadap kepuasan bermukim, tetapi secara konsisten menurunkan keinginan berpindah rumah karena berperan sebagai faktor penahan. Sebaliknya, gangguan akibat tol lebih berperan dalam mendorong intensi relokasi daripada menentukan kepuasan hunian. Selain itu, persepsi gangguan terbukti meningkatkan peluang berganti moda, terutama di kawasan dekat gerbang tol, yang mencerminkan adanya konsekuensi timbal balik (trade-off) antara kemudahan akses dan paparan eksternalitas negatif. Temuan ini menegaskan pentingnya mengintegrasikan dimensi persepsi masyarakat dalam perencanaan infrastruktur jalan agar manfaat aksesibilitas dapat dicapai tanpa mengabaikan kualitas hidup dan stabilitas mobilitas penduduk.