digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Merkuri merupakan logam berat toksik yang banyak mencemari lingkungan akibat aktivitas pertambangan emas, dengan dampak serius bagi kesehatan dan ekosistem. Metode remediasi konvensional cenderung menghasilkan residu berbahaya, sementara bioremediasi mikroba menawarkan solusi yang lebih ramah lingkungan meski memiliki keterbatasan. Biosurfaktan muncul sebagai alternatif menjanjikan karena kemampuannya mengikat ion logam, terutama melalui interaksi spesifik gugus aktif. Efektivitas biosurfaktan sangat bergantung pada mikroba penghasilnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi biosurfaktan sebagai agen bioremediasi lingkungan dalam mengikat ion merkuri. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu analisis air lindi, isolasi dan seleksi mikroba penghasil biosurfaktan, identifikasi mikroba, optimasi produksi biosurfaktan, karakterisasi biosurfaktan, dan uji absorbsi merkuri. Metode yang digunakan mencakup berbagai media kultur untuk mendapatkan isolat unggul, identifikasi mikroba secara makroskopis (berdasarkan bentuk, warna, elevasi, margin), mikroskopis (pewarnaan Gram), dan molekuler (metode sekuensing 16 rRNA), melakukan optimasi produksi untuk mendapatkan hasil biosurfaktan yang tinggi. Karakterisasi biosurfaktan dilakukan dengan menggunakan Fourier Transform Infrared (FTIR) dan Liquid Chromatography Mass Spectrophotometry (LCMS). Selanjutnya, kemampuan biosurfaktan dalam mengabsorbsi merkuri diuji menggunakan sampel larutan HgCl2 dan air lindi, dengan analisis menggunakan metode Atomic Absorption Spectroscopy (AAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Isolat unggul, NA38, menunjukkan indeks emulsi (IE24) tertinggi sebesar 67,02% dan diidentifikasi secara molekuler sebagai Serratia marcescens. Optimasi produksi biosurfaktan dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi karbon (minyak zaitun), pH, dan salinitas menggunakan pendekatan Response Surface Methodology (RSM), menghasilkan yield optimum sebesar 4,408 g/L pada konsentrasi karbon 7% (v/v), pH 5,36, dan salinitas 2,51% (v/v). Karakterisasi biosurfaktan menunjukkan bahwa senyawa tersebut termasuk dalam kelompok lipopeptida anionik. Uji adsorpsi merkuri menunjukkan bahwa crude biosurfaktan mampu mengikat merkuri hingga 47,2%, sementara fraksi hasil pemurnian menunjukkan efisiensi adsorpsi lebih tinggi yaitu 84,34%. Hasil ini menunjukkan bahwa biosurfaktan dari S. marcescens berpotensi sebagai agen bioremediasi logam berat, khususnya merkuri.