Dokumen Asli
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Ketergantungan suplai listrik di Bagansiapiapi, Riau pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berkapasitas 7.5 MW menyebabkan biaya operasi yang tinggi dan emisi karbon yang signifikan. Kondisi ini kontras dengan potensi energi pasang surut lokal yang sangat besar, dengan rentang pasang surut mencapai 4-5 meter yang belum termanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan menganalisis kelayakan teknis serta ekonomi dari Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut (PLTPS) berbasis bendungan sebagai solusi untuk program de-dieselisasi dan pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia. Metodologi yang digunakan adalah pemodelan 0-Dimensi (0-D) menggunakan MATLAB untuk menyimulasikan enam skenario desain, yang merupakan kombinasi dari tiga mode operasi (Ebb, Flood, Two-Way) dan dua konfigurasi turbin (T800 dan T1300). Pemilihan alternatif terbaik dilakukan melalui analisis multi-kriteria dua tahap (teknis dan ekonomi). Hasil analisis menunjukkan skenario optimal adalah PLTPS dengan kapasitas terpasang 3.9 MW yang beroperasi pada mode Ebb, menggunakan 30 unit turbin T1300. Konfigurasi ini menghasilkan Levelized Cost of Energy (LCOE) sebesar Rp 6.513,32/kWh dan memenuhi seluruh persyaratan Grid Code PLN. Studi kasus pembanding pada lokasi lain (Pulau Boleng) menunjukkan bahwa kelayakan ekonomi sangat dipengaruhi oleh panjang bendungan. Disimpulkan bahwa proyek PLTPS Bagansiapiapi layak secara teknis dan strategis, dengan parameter desain paling krusial untuk kelayakan ekonomi adalah kombinasi antara rentang pasang surut yang tinggi pada selat yang relatif sempit untuk meminimalkan biaya konstruksi.
Perpustakaan Digital ITB