Setiap bendungan berpotensi mengalami keruntuhan akibat bencana seperti gempa bumi atau peristiwa lainnya yang dapat menyebabkan keruntuhan bendungan dan menimbulkan kerugian besar termasuk korban jiwa. Studi ini menganalisis tinngkat risiko mortalitas yang ditimbulkan oleh potensi keruntuhan Bendungan Bagong, Kabupaten Trenggalek, Privonsi Jawa Timur, Indonesia. Cuaca ekstrem dipertimbangkan sebagai faktor utama penyebab keruntuhan untuk memproyeksikan skenario terburuk yang mungkin terjadi. Curah hujan maksimum yang mungkin terjadi (PMP) di suatu wilayah, dihitung dengan menggunakan metode Isohiyet yang kemudian digunakan untuk analisis debit maksimum boleh jadi (PMF) sebagai debit inflow pada model keruntuhan bendungan skenario overtopping. Pemilihan metode Hidrograf Satuan Sintetis (HSS) dilakukan dengan menggunakan metode Creager dan terpilih HSS metode ITB-2b dengan debit puncak 990.45 m3/s. Simulasi keruntuhan Bendungan Bagong dan sebaran banjir dilakukan dengan bantuan perangkat lunak HEC-RAS v6.6. HEC-RAS digunakan untuk untuk memodelkan genangan banjir yang terjadi serta untuk menganalisis parameter hidraulis termasuk kedalaman, kecepatan, waktu rambat, durasi genangan, dan kenaikan muka air banjir. Hasil simulasi model menunjukkan luas area yang tergenang untuk model overtopping adalah 87.37 km2 dan untuk model piping adalah 65.48 km2. Hasilnya, desa dengan risiko mortalitas tertinggi adalah Desa Bendorejo dengan angka 3166 untuk model keruntuhan overtopping dan 3725 jiwa untuk model keruntuhan piping. Jumlah risiko mortalitas model overtopping adalah 17.477 jiwa dan model piping adalah 17826 jiwa.
Perpustakaan Digital ITB