digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kota Pekalongan merupakan wilayah dataran rendah yang sangat rentan terhadap banjir akibat curah hujan ekstrem dan penurunan muka tanah. Penelitian ini dilakukan di Sub Sistem Drainase Loji untuk mengevaluasi pengaruh kedua faktor tersebut terhadap karakteristik banjir serta kinerja sistem drainase eksisting. Metode yang digunakan adalah pemodelan hidrologi dan hidraulika dua dimensi berbasis perangkat lunak PCSWMM 2D. Skenario pemodelan dibangun dengan kombinasi curah hujan periode ulang (2, 5, dan 10 tahun) serta kondisi topografi eksisting dan proyeksi 20 tahun mendatang berdasarkan data deformasi dari citra satelit Sentinel-1. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa pada kondisi eksisting, kenaikan curah hujan dari Tr = 2 ke Tr = 10 tahun meningkatkan kedalaman genangan sebesar 43%, kecepatan aliran 27%, dan durasi genangan 5%. Sementara itu, pada kondisi proyeksi dengan penurunan muka tanah, kenaikan yang sama menghasilkan peningkatan kedalaman sebesar 33%, penurunan kecepatan sebesar 11%, dan durasi tetap stagnan. Jika dibandingkan langsung, kedalaman genangan pada proyeksi meningkat 18%–20% dibanding eksisting untuk Tr yang sama. Sebaliknya, kecepatan aliran menurun 11%–12%, dan durasi genangan hanya sedikit berbeda (turun ±2%). Kapasitas saluran sekunder tampak meningkat secara semu pada proyeksi (naik 4% pada Tr = 2 tahun) karena air tertahan di lahan akibat deformasi. Saluran tersier tetap menunjukkan performa buruk dengan kenaikan efektivitas hanya 2%. Beban kerja pompa meningkat lebih dari 30% karena air harus diangkat dari elevasi yang lebih rendah, sementara efektivitas kolam retensi turun 20–25% akibat terputusnya aliran permukaan menuju kolam. Penelitian ini menyimpulkan bahwa sistem drainase eksisting belum adaptif terhadap perubahan iklim dan geoteknik jangka panjang. Perencanaan ke depan perlu mencakup desain saluran berbasis perubahan elevasi, peningkatan kapasitas pompa, dan pemulihan konektivitas hidrologi kolam retensi.