digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook Dewi Supryati

Pembangunan jalan tol di Indonesia sudah lama dilakukan, akan tetapi kecelakaan tabrak belakang di jalan tol masih sering terjadi. Kecelakaan tabrak belakang di jalan tol merupakan salah satu masalah serius yang dapat dipengaruhi oleh faktor cuaca, infrastruktur jalan, kendaraan, dan pengemudi (manusia). Beberapa penelitian di luar negeri menunjukkan faktor manusia memiliki peranan terbesar sebagai penyebab tabrak belakang, namun demikian kondisi mengemudi di setiap negara memiliki keunikan tersendiri. Penelitian-penelitian terkait kecelakaan di jalan tol sudah dilakukan di Indonesia terkait dengan geometrik jalan, namun belum terdapat penelitian yang membahas penyebab kecelakaan tabrak belakang dan belum memperhatikan perilaku mengemudi berisiko pada pengemudi khususnya kendaraan pribadi. Tujuan penelitian ini adalah menginvestigasi faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan tabrak belakang di jalan tol Indonesia. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu wawancara, pengembangan model, dan naturalistic driving study (NDS). Penelitian tahap satu bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko dan kondisi kecelakaan tabrak belakang. Aktivitas yang dilakukan pada penelitian tahap satu meliputi pengambilan data sekunder kecelakaan tabrak belakang di ruas tol Cikampek, Purwakarta- Padalarang (Cipularang) maupun Jakarta-Cikampek dari pihak kepolisian, formulir laporan kecelakaan lalu lintas dari Jasa Marga. Selanjutnya, dilakukan wawancara dengan pihak kepolisian, dan 20 orang pengemudi di jalan tol. Hasil penelitian tahap satu menunjukkan faktor risiko kecelakaan tabrak belakang meliputi faktor pengemudi, kendaraan, lingkungan jalan, dan cuaca. Kemudian kecelakaan tabrak belakang di jalan tol ruas Cipularang banyak terjadi pada pengemudi dengan usia produktif dan kondisi saat pengemudi menaikkan kecepatannya untuk menyalip truk di depannya. Hasil penelitian tahap satu menunjukkan beberapa gap faktor risiko kecelakaan tabrak belakang berdasarkan literatur maupun kondisi nyata di lapangan. Hasil tersebut digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan kuesioner model risiko kecelakaan tabrak belakang pada penelitian tahap dua. Selanjutnya, penelitian tahap dua dilakukan pengembangan model risiko tabrak belakang. Tujuan penelitian tahap dua adalah mengembangan model risiko ii kecelakaan tabrak belakang. Pada penelitian tahap dua dilakukan penyebaran kuesioner kepada 220 responden kemudian diolah menggunakan regresi logistik biner. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang signifikan berpengaruh terhadap risiko kecelakaan tabrak belakang adalah pengalaman mengemudi, perilaku mengemudi berisiko, jenis kendaraan, jenis lajur, geometrik jalan, dan jarak pandang. Variabel-varibel ini kemudian diinvestigasi lebih lanjut menggunakan NDS pada penelitian tahap tiga. Pada penelitian tahap tiga dilakukan NDS. Tujuan penelitian tahap tiga adalah menginvestigasi perilaku mengemudi berisiko dengan mempertimbangkan variabel yang signifikan pada penelitian tahap dua. Partisipan yang memenuhi kriteria akan berkendara di ruas jalan tol Cipularang dan Jakarta- Cikampek selama 2 minggu. Saat mengemudi di jalan tol partisipan akan direkam menggunakan dash cam. Selain itu, kendaraan partisipan sudah dipasangkan Global Positioning System (GPS), sensor jarak, accelerometer, dan gyroscope. Seluruh data yang didapatkan dari tahap tiga akan dianalisis dengan bantuan software NDS. Hasil penelitian tahap tiga adalah pengelompokkan safety critical event (SCE) yang ada di jalan tol Indonesia berdasarkan pengukuran kinematik dan perilaku pengemudi. Jenis SCE berdasarkan pengukuran kinematik yang paling banyak ditemukan adalah crash relevant conflict, proximity conflict. Sedangkan jenis SCE berdasarkan perilaku pengemudi meliputi perilaku mengikuti kendaraan depan terlalu dekat di jalan tol Cipularang dan Jakarta-Cikampek memiliki nilai yang siginifikan berbeda. Temuan SCE berdasarkan perilaku pengemudi yang paling sering terjadi di jalan tol Cipularang dan Jakarta-Cikampek adalah pengendara mendahului dari kiri, melebihi batas kecepatan, mengikuti kendaraan lain terlalu dekat, ingin mendahului kendaraan lain dari kiri namun tidak jadi, dan pengemudi memotong jalur pada kendaraan lain. Kecelakaan tabrak belakang di jalan tol Cipularang dan Jakarta-Cikampek ini dipengaruhi oleh faktor risiko perilaku pengemudi berisiko, faktor infrastruktur jalan maupun cuaca. Hal ini di dukung dengan hasil temuan SCE yang ada berkaitan dengan perilaku mengemudi berisiko, tidak menjaga jarak aman antar kendaraan yang semakin meningkatkan kemungkinan kecelakaan tabrak belakang. Lebih lanjut, meskipun satu SCE berpotensi memicu tabrak belakang, akumulasi beberapa jenis SCE yang terjadi secara bersamaan juga dapat menjadi kondisi yang berisiko menyebabkan kecelakaan tabrak belakang. Dengan demikian, penelitian ini melakukan rancangan alternatif strategi mitigasi untuk meminimasi risiko kecelakan tabrak belakang dapat dilakukan melalui pendekatan edukasi, teknologi, regulasi, maupun rancangan fasilitas dan infrastruktur jalan. Kemudian dilakukan evaluasi secara terbatas untuk menghasilkan strategi mitigasi terpilih yang menjadi usulan dari hasil penelitian ini. Strategi mitigasi yang didapatkan meliputi perbaikan desain rambu lalu lintas dan penyediaan CCTV di jalan tol. Harapannya rancangan strategi mitigasi ini dapat dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan di jalan tol Indonesia.