digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Yohanes Aldiyasa S. B.
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Yohanes Aldiyasa S. B.
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Yohanes Aldiyasa S. B.
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Yohanes Aldiyasa S. B.
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Yohanes Aldiyasa S. B.
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Yohanes Aldiyasa S. B.
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Yohanes Aldiyasa S. B.
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

Penelitian ini mengeksplorasi penurunan peringkat QS Sustainability Institut Teknologi Bandung, yang turun dari peringkat 389 pada tahun 2024 menjadi 524 pada tahun 2025. Salah satu aspek terendah adalah peringkat Environmental Sustainabiliy yang menerima skor 46,6. Penelitian ini menyelidiki hubungan antara Green University Initiatives (GUI) dan Pro-Evironmental Behavior (PEB) mahasiswa di Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB, dengan menganalisis Environmental Knowledge dan Environmental Attitude sebagai factor yang mungkin memediasi hubungan GUI dan PEB. Pendekatan mixed method digunakan untuk memahamami hubungan antar variable dengan menggabungkan metodologi kuantitatif dan kualitatif. Studi kuantitatif dilakukanmelalui penyebaran kuesioner yang kepada 144 mahasiswa aktif SBM ITB, data kemudian dianalisa dengan menggunakan Partial Least Squares Structural Equation Modelling (PLS-SEM). Sebagai pendukung data kuantitatif, wawancara semi-terstruktur dilakukan dengan enam anggota fakultas yang diidentifikasi sebagai tokoh-tokoh utama aspek keberlanjutan di institusi tersebut. Pengumpulan data dilakukan melalui sampling purposif, menggunakan kuesioner untuk mengukur persepsi GUI, Pengetahuan Lingkungan, Sikap Lingkungan, dan Perilaku Pro-Lingkungan. Persepsi mahasiswa melalui analisis kuantitatif menunjukkan bahwa tingkat GUI SBM ITB saat ini berada pada kategori sedang hingga tinggi. Pentingnya universitas dalam mempromosikan keberlanjutan lingkungan mendapatkan skor tertinggi (X?=4.01), sedangkan tersedianya komunikasi untuk menjawab pertanyaan tentang environmental sustainability mendapatkan skor terendah (X?=2.82). Secara keseluruhan, perilaku lingkungan mahasiswa dapat dikategorikan tinggi (X?=3.66), dengan perilaku paling konsisten ditemukan pada penggunaan botol reusable (X?=4.22), perilaku paling tidak konsisten ditemukan pada perilaku menghindari penggunaan kertas (X?=3.23). Selain itu, analisis PLS-SEM menunjukkan bahwa Environmental Attitude secara signifikan memediasi hubungan antara GUI dan PEB (?=0.224, p<0.001). Di sisi lain, Environmental Knowledge tidak memiliki efek signifikan sebagai mediator (?=0.017, p=0.507). Temuan kualitatif menunjukkan kesenjangan yang antara perilaku lingkungan yang dilaporkan oleh mahasiswa dan hasil pengamatan dosen sehingga memerlukan adanya dukungan lebih untuk membentuk perilaku yang kuat. Penelitian ini mengidentifikasi beberapa masalah organisasi yang menghambat Green University Initiatives: (1) tidak adanya kebijakan terkait inisiatif lingkungan dan kurangnya komitmen pemimpin, (2) ketergantungan kepada “Sustainability Champions” yang tidak disertai dengan dukungan institusional, (3) kurangnya system monitoring & evaluation terkait dengan pelaksanaan program, (4) tidak adanya tim khusus untuk melaksanakan program GUI. Meskipun sikap dan perilaku lingkungan yang ditemukan dalam survey tergolong tinggi di kalangan mahasiswa, pengamatan dosen menunjukkan ketidaksesuaian yang dalam praktik sebenarnya, terutama dalam hal pemilahan sampah dan penggunaan transportasi ramah lingkungan. Green University Initiativs memililki dampak signifikan terhadap Pro-Environmental Behavior melalui faktor mediasi Environmental Attitude. Penelitian ini menemukan bahwa perubahan perubahan sikap berperan sebagai pendukung dalma mendorong transformasi perilaku mahasiswa dan dukungan institusional berperan penting sebagai faktor dalam menciptakan ekosistem untuk mendorong perubahan dalam institusi. Oleh karena itu, penelitian ini mengusulkan beberapa solusi untuk memperkuat perilaku lingkungan dan memperkuat GUI di dalam organisasi. Hal ini meliputi: (1) pengembangan kebijakan GUI yang jelas didukung oleh komitmen kepemimpinan yang kuat, (2) pembentukan program duta mahasiswa “Sustainability Warrior”, (3) pembentukan tim GUI khusus yang, dan (4) pembentukan sistem pemantauan dan evaluasi yang komprehensif yang mengintegrasikan Key Performance Indicator (KPI) yang spesifik. Rekomendasi bisnis dalam studi ini dirancang untuk menciptakan transisi dari usaha individu yang bersifat ad-hoc menjadi kegiatan berbasis organisasi dalam menciptakan perilaku berkelanjutan di kalangan mahasiswa dan seluruh SBM ITB. Temuan dari penelitian ini menjelaskan cara-cara di mana institusi pendidikan tinggi dapat mendorong mahasiswa untuk sadar akan isu-isu. Temuan ini memberikan pengetahuan praktis bagi universitas dalam manajemen aspek keberlanjutan dan merumuskan rekomendasi yang dapat berdampak bagi institusi pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan dampak lingkungan mereka serta peringkat keberlanjutan global mereka.