Dalam dua periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo, terjadi peningkatan jumlah proyek pembangunan infrastruktur dari tahun 2014-2024. Sebagian besar program pembangunan ini diberikan kepada empat BUMN konstruksi, yaitu PT Adhi Karya Tbk, PT Pembangunan Perumahan Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, dan PT Waskita Karya Tbk. Melalui peningkatan jumlah proyek dari Pemerintah Indonesia ini, diprediksi akan adanya kemungkinan peningkatan pendapatan perusahaan, namun pada kenyataannya perusahaan mengalami kendala dalam memanfaatkan peluang tersebut. Penelitian ini mengkaji kinerja keuangan dan kesehatan keuangan keempat perusahaan konstruksi tersebut dengan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan analisis rasio keuangan berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-100/MBU/2002 untuk penilaian kesehatan BUMN untuk mengetahui tingkat kesehatan perusahaan, dan kemudian didukung dengan model Altman Z-Score (2006) untuk memprediksi kesulitan keuangan dan prediksi kebangkrutan dimasa mendatang. Temuan penelitian menunjukkan adanya penurunan dalam kesehatan keuangan keempat perusahaan tersebut, khususnya pada periode kedua masa jabatan Presiden Joko Widodo (2020-2024), yang sebagian besar diperburuk oleh pandemi COVID-19 yang menyebabkan meningkatnya ketergantungan pada pembiayaan oleh utang untuk proyek infrastruktur. ADHI, PTPP, dan WIKA menunjukkan terdapat upaya pemulihan sementara WSKT mengalami kesulitan keuangan yang paling parah diantara empat perusahaan tersebut, WSKT konsisten berada di zona "Tidak Sehat" atau "Bahaya" di sebagian besar periode kedua. Hasil penelitian ini menekankan masalah di keempat perusahaan terkait pemanfaatan aset, manajemen inventaris, dan profitabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi untuk internal dan eksternal perusahaan, dan menegaskan pentingnya perencanaan keuangan, efisiensi operasional, dan perencanaan strategis untuk keberlanjutan jangka panjang perusahaan..
Perpustakaan Digital ITB