digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sebagai negara kepulauan, dermaga di Indonesia menjadi infrastruktur penunjang bagi moda transportasi laut dalam melayani mobilitas barang dan orang di Indonesia. Dermaga sangat rentan terhadap kerusakan akibat gempa, yang dapat menyebabkan kerugian finansial yang sangat besar. Seiring berjalannya waktu, peraturan kegempaan mengalami perubahan pada nilai percepatan gempa karena ditemukannya banyak sumber gempa baru yang megakibatkan potensi gempa yang terjadi di Indonesia semakin tinggi. Diketahui dermaga-dermaga eksisting banyak yang masih dirancang mengikuti peraturan kegempaan lama seperti SNI 1726 2002. Maka dari itu, perlu dilakukan evaluasi pada struktur dermaga eksisting untuk memitigasi resiko akibat perubahan parameter pada beban gempa dan untuk mengetahui kinerja struktur aktual dari bangunan tersebut. Apabila hasil dari evaluasi dermaga eksisting tidak memenuhi level kinerja yang ditargetkan maka perlu dilakukan perbaikan struktur. Salah satu alternatif yang sudah dikembangkan adalah dengan menambahkan sistem isolasi seismik tipe lead rubber bearing pada bagain atas tiang pancang (pile head atau pile cap) untuk meningkatkan kinerja struktur. Pada studi ini struktur dermaga yang ditinjau merupakan struktur dermaga container crane yang berfungsi sebagai tempat bongkar muat barang peti kemas. Dermaga ini berdimensi 289m x 45m dengan variasi ketinggian tiang pancang dan memiliki penempatan tiang pancang miring yang berbeda-beda. Dermaga container crane terletak di Kota Palu dengan kondisi tanah sedang (SD). Dermaga eksisting dievaluasi dan diperbaiki melalui analisis non-linear riwayat waktu (NLTHA) dengan 7 (tujuh) pasang gempa riwayat waktu yang telah diskalakan dengan metode spectral matching. Respon struktur yang akan dibandingkan adalah gaya geser dasar, level kerusakan elemen struktur dan deformasi perangkat isolasi dasar. Dari hasil analisis didapat bahwa dengan penambahan isolasi seismik tipe LRB dapat meningkatkan kinerja struktur, mereduksi gempa sebesar 70% sampai 80%.