Tsunami yang disebabkan oleh longsoran bawah laut telah menjadi perhatian dan
kekhawatiran para peneliti dalam beberapa dekade terakhir karena dampaknya
yang sangat merusak dan mengakibatkan banyak korban jiwa. Tsunami yang
dibangkitkan oleh longsoran memiliki karakteristik yang berbeda dengan tsunami
yang dipicu oleh gempa bumi tektonik. Pemodelan matematika diperlukan untuk
memahami karakteristik tsunami akibat longsoran, mengingat tsunami jenis ini
tidak disertai gelombang seismik dan dapat menghantam pantai tanpa peringatan.
Disertasi ini membahas pengembangan model matematika non-hidrostatik yang
akurat, efisien, dan andal untuk simulasi pembangkitan tsunami akibat longsoran
bawah laut. Keunggulan dari model non-hidrostatik dibandingkan model tsunami
konvensional yang berdasarkan persamaan air dangkal adalah kemampuannya
dalam memperhitungkan efek dispersi. Efek ini perlu diperhitungkan saat
memodelkan gelombang dengan panjang gelombang yang relatif pendek, seperti
gelombang tsunami yang diakibatkan oleh longsoran bawah laut.
Pada penelitian ini, diusulkan model non-hidrostatik dua lapis tereduksi (NH-
2LR) untuk menyimulasikan tsunami yang dibangkitkan oleh longsoran bawah laut.
Model ini diturunkan dari persamaan Euler tiga dimensi (3D) tak-termampatkan.
Model NH-2LR diselesaikan secara numerik menggunakan metode leapfrog dengan
diskritisasi Arakawa grid-C. Skema numerik yang dihasilkan mengandung suatu
persamaan Poisson dengan variabel tak-diketahui berupa tekanan non-hidrostatik.
Permasalahan utama dalam mencari solusi numerik model non-hidrostatik adalah
persamaan Poisson harus diselesaikan pada setiap langkah waktu, yang mengakibatkan
meningkatnya waktu komputasi secara signifikan. Untuk mengatasi masalah
ini, teknik parameterisasi tekanan non-hidrostatik diperkenalkan untuk mengurangi
biaya komputasi persamaan Poisson. Teknik parameterisasi ini mereduksi waktu
komputasi model NH-2LR menjadi setara dengan model non-hidrostatik satu lapis,
tetapi dengan akurasi yang hampir sama dengan model non-hidrostatik dua lapis
penuh (tanpa parameterisasi). Pengembangan model non-hidrostatik dua lapis
dengan parameterisasi tekanan untuk menyimulasikan tsunami yang dibangkitkan
oleh longsoran bawah laut merupakan kebaruan dari penelitian ini. Dalam penelitian ini, longsoran bawah laut diasumsikan sebagai objek kaku yang
bergerak sepanjang topografi dasar. Gerakan longsoran diintegrasikan ke dalam
model NH-2LR melalui penerapan syarat batas kinematika pada topografi dasar
laut. Model NH-2LR divalidasi dengan solusi analitik, data eksperimen, dan
hasil dari metode numerik lain. Validasi dengan solusi analitik menunjukkan
bahwa model NH-2LR mampu menyimulasikan gelombang yang dihasilkan oleh
longsoran bawah laut secara akurat pada wilayah perairan menengah hingga
dangkal. Validasi model NH-2LR dengan data eksperimen 3D menghasilkan error
numerik kurang dari 10.29%, berbeda sekitar 2.39% dari model non-hidrostatik dua
lapis penuh. Model NH-2LR menghasilkan efisiensi komputasi sebesar 45.38%
dibandingkan dengan model non-hidrostatik dua lapis penuh. Model NH-2LR
kemudian diimplementasikan untuk simulasi numerik tsunami Palu 2018. Hasil
simulasi menunjukkan kecocokan dengan data lapangan yang tersedia. Semua hasil
penilaian menegaskan keunggulan model NH-2LR dalam menyimulasikan tsunami
akibat longsoran bawah laut, sehingga model ini dapat menjadi alternatif yang andal
dalam perencanaan mitigasi bencana.
Perpustakaan Digital ITB