Populasi yang meningkat menyebabkan peningkatan konsumsi dan timbulan
sampah rumah tangga, terutama di wilayah Bandung Raya. TPPAS Legok Nangka
direncanakan sebagai solusi untuk pengolahan sampah regional setelah TPA
Sarimukti habis masa operasinya. Wilayah pelayanan TPPAS Legok Nangka
mengikuti berdasarkan wilayah pelayanan TPA Sarimukti yaitu Kota Bandung,
Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan berdasarkan
kondisi eksisting lokasi TPPAS Legok Nangka yang relatif jauh dari pusat kota dan
kabupaten sebagai penghasil sampahnya, maka diperlukan alternatif Sistem
Peralihan Antara (SPA) yaitu satu bentuk fasilitas penanganan sampah yang dapat
mereduksi volume sampah hingga densitas sampah meningkat 3 kali lipat.
Stasiun Peralihan Antara (SPA) di Kota Bandung untuk meningkatkan efisiensi
transportasi sampah menuju Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah
(TPPAS) di Legok Nangka dengan menggunakan Geographic Information System
(GIS) berdasarkan Analisis Jaringan shortest path. Implementasi Stasiun Peralihan
Antara (SPA) di Kota Bandung meningkatkan efisiensi transportasi sampah menuju
TPPAS Legok Nangka. Dengan kapasitas 532 ton/hari, SPA mampu mengurangi
sampah yang dikirim langsung ke TPPAS sebesar ±667,68 ton/hari. Dengan
mekanisme pemrosesan kompaksi yang mampu mereduksi volume sampah hingga
66%, dari 1.086,40 m³/hari menjadi 434,562 m³/hari sebelum diangkut ke TPPAS
Legok Nangka. Rencana SPA memerlukan biaya operasional
Rp1.437.271.505/tahun, namun efisiensi BBM tetap menghasilkan penghematan
Rp827.408.884/tahun. Dengan perencanaan 15 tahun, SPA diharapkan terus
mengoptimalkan transportasi sampah, mengurangi biaya, dan menekan jejak
karbon untuk pengelolaan lingkungan berkelanjutan.