digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

pdf
PUBLIC Open In Flip Book Lili Sawaludin Mulyadi Ringkasan

Proses pengolahan bijih mineral merupakan bagian integral dari bisnis pertambangan yang di kelola PT. X. Pengolahan bijih mineral menghasilkan debu yang bersifat respirable. Debu ini mengandung berbagai bahan zat karsinogenik dan non-karsinogenik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai risiko kesehatan yang disandang pekerja akibat pajanan debu respirable di lingkungan kerja pengolahan bijih mineral di PT. X. Penelitian epidemiologi ini menggunakan desain cross sectional terhadap 40 pekerja yang terbagi dua kelompok sampel: 30 pekerja yang terpapar debu (kelompok terpajan) dan 10 pekerja yang tidak terpapar debu (kelompok kontrol). Pompa sampel udara perseorangan digunakan untuk menilai paparan debu respirable yang dapat dihirup. Inductively Coupled Plasma Optical Emission Spectroscopy (ICP-OES) digunakan untuk analisis karakterisasi logam dalam debu. Uji fungsi paru-paru diperoleh menggunakan spirometer Contec 100A. Keseluruhan data yang diperoleh diolah dengan perangkat lunak Minitab dengan analisis statistik deskriptif, bivariat (korelasi dan chi-square), multivariat (regresi linear berganda). Berdasarkan hasil pengukuran rata-rata konsentrasi paparan debu respirable dan logam mineral lainnya di area proses Crushing lebih besar dibandingkan Grinding, Flotasi, dan perkantoran (kontrol). Terdapat perbedaan signifikan rata-rata konsentrasi di area kerja proses pengolahan bijih mineral (p-value <0,05) untuk konsentrasi paparan debu respirable dan konsentrasi setiap logam mineral Al, Ca, Cu, dan Si. Namun tidak ada perbedaan signifikan rata-rata konsentrasi logam mineral Fe dan Zn (p-value >0,05). Dengan urutan besaran nilai rata-rata konsentrasi debu logam mineral dalam sampel debu respirable Fe > Ca > Si > Cu > Al > Zn. Penggunaan masker respirator dapat menurunkan paparan debu respirable hingga mencapai faktor perlindungan (APF), sehingga uji kesesuaian yang tepat menjadi penting dilakukan. Berdasarkan analisis regresi linear berganda variabel rerata dosis harian ter inhalasi debu respirable, kelembapan relatif, PM10, jenis rotasi bekerja, dan kebiasaan merokok secara signifikan mempengaruhi nilai FEV1.0. Serta nilai FCV, variabel yang berpengaruh signifikan adalah rerata dosis harian ter inhalasi debu respirable, PM10, dan jenis rotasi bekerja (p-value <0,05), tanpa penggunaan masker respirator. Penilaian risiko dihitung menggunakan risiko kanker seumur hidup (LCR) dan karakterisasi risiko kesehatan non-kanker sebagai indeks bahaya (HI). Risiko kesehatan nonkarsinogenik dan karsinogenik pada responden pekerja akibat paparan debu respirable di proses pengolahan bijih mineral masih di bawah nilai ambang batas HI <1 dan LCR ?1 x10-4 . Fungsi paru-paru terganggu dengan adanya penurunan parameter FEV1.0 dan FCV secara signifikan terkait dengan debu respirable yang terhirup di antara pekerja di lingkungan kerja pengolahan bijih mineral (OR = 3,27; CI 95% = 0,36-29,36).