






Persiapan area kerja, waktu perbaikan alat, dan keterbatasan kesiapan hauler merupakan waktu tunggu peralatan yang sangat signifikan berdampak pada kurang optimalnya produktivitas ekskavator kelas 200 ton dan berpotensi berdampak pada hilangnya kesempatan pendapatan penjualan setiap tahunnya hingga mencapai USD 13,6 Juta. Kondisi Geologi dengan Formasi Warukin & Endapan Aluvium memiliki tantangan khusus terkait area kerja, kekuatan material, ketahanan jalan untuk keberlanjutan operasi. Tesis ini membahas mengenai strategi perbaikan yang diperlukan guna meningkatkan produktivitas excavator dan mengoptimalkan kinerja peralatan unit pendukungnya sehingga dapat mencapai target produksi secara tepat dan akurat. Metode yang digunakan adalah metode DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve & Control) dan LSS (Lean Six Sigma) untuk menentukan kerangka kerja sistematis guna meningkatkan produktivitas peralatan tambang batubara dan mendorong praktik operasional penambangan yang berkelanjutan. Terdapat 12 akar penyebab berdasarkan pengamatan terhadap 3 aspek yang paling mempengaruhi produktivitas kinerja peralatan yaitu manajemen material, teknikal, dan supervisi. Rata-rata produktivitas alat berat excavator 200 ton sebesar 665/jam dengan nilai Sigma Level sebesar 1,9 dengan nilai Cpk sebesar 0,14. Pencapaian produktivitas alat berat excavator 200 ton memiliki korelasi yang signifikan dan berdampak pada incremental dengan Kecepatan 45,45%, Keserasian Alat 40,43% dan Material Condition 10,56%. Telah dilakukan Analisa regresi multivariat terhadap kondisi actual produktivitas loader dan diketahui memiliki nilai R-sq sebesar 81,36% untuk menjelaskan kondisi proses actual di lapangan. Berdasarkan penerapan perbaikan geometri jalan angkut lapisan tanah penutup dapat meningkatkan pencapaian target produktivitas sebesar >700 bcm/jam, peningkatan nilai CpK menjadi 0,89 dan Sigma Level menjadi 3,37. Masih diperlukan kegiatan perbaikan lebih lanjut sesuai dengan matriks skenario perbaikan dari 3 faktor tersebut agar operasi penambangan pada material lunak tetap dapat mencapai produktivitas yang optimal dan sesuai.