digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Integrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang pesat dalam industri perhotelan telah memberikan dampak signifikan terhadap operasional hotel, terutama dalam ketergantungan pada Online Travel Agencies (OTAs) untuk pemesanan. OTAs memberikan keuntungan bagi hotel dengan meningkatkan jangkauan pasar, meningkatkan tingkat okupansi, dan memperluas akuisisi pelanggan. Namun, temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa biaya komisi OTAs dan keterbatasan kontrol harga berdampak negatif terhadap manajemen pendapatan hotel. Selain itu, masalah teknis seperti kesalahan sinkronisasi data dan ketidaksesuaian sistem menciptakan inefisiensi dalam operasional hotel sehari-hari. Untuk mengatasi tantangan ini, beberapa hotel mulai mengembangkan sistem pemesanan internal mereka sendiri. Seperti yang diterapkan di Zest Hotel, mereka menggunakan sistem hybrid yang tetap memanfaatkan OTAs namun juga menjalankan sistem pemesanan internal mereka sendiri. Pendekatan ini memungkinkan integrasi yang lebih baik dengan sistem hotel dan meningkatkan keterlibatan pelanggan. Meskipun sistem pemesanan internal belum sepenuhnya menggantikan kontribusi signifikan OTAs terhadap okupansi hotel, Zest Hotel tetap berupaya mendorong lebih banyak pelanggan untuk menggunakan sistem pemesanan internal mereka guna mengurangi ketergantungan pada sumber eksternal. Berdasarkan wawasan tersebut, penelitian ini mengeksplorasi kesiapan hotel sebagai organisasi dalam menghadapi transformasi digital melalui implementasi TIK dalam pengembangan sistem pemesanan internal. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, didukung oleh analisis tematik dengan NVivo, studi ini mengidentifikasi faktor utama yang memengaruhi adopsi TIK dalam organisasi, khususnya industri perhotelan. Penelitian ini mengusulkan model yang terdiri dari tujuh faktor utama yang harus dipertimbangkan oleh organisasi ketika mengimplementasikan sistem pemesanan internal, yaitu manajemen kepemimpinan, kompetensi dan keterlibatan karyawan, budaya organisasi, struktur organisasi, alokasi sumber daya, keselarasan strategis, dan inovasi. Penelitian ini terbatas pada analisis data kualitatif dengan NVivo serta tinjauan literatur sebagai data sekunder dalam mengembangkan model. Meskipun terdapat keterbatasan, temuan penelitian ini menyajikan kerangka kerja komprehensif untuk memahami adopsi TIK dalam sistem pemesanan internal hotel dengan validasi studi kasus sebagai pendukung. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah memperluas analisis terhadap tren dan tantangan dalam teknologi serta industri perhotelan, termasuk aspek keamanan siber, kecerdasan buatan (AI), segmentasi hotel, dan keberlanjutan dalam bisnis perhotelan.