Penggunaan energi terbarukan telah menjadi fokus utama PLN dalam upaya
pengurangan emisi karbon dan ketergantungan pada bahan bakar fosil. Pembangkit
listrik hybrid yang menggabungkan energi angin dan surya menawarkan solusi
potensial yang belum banyak dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui jumlah optimum turbin angin dan panel surya serta kapasitas baterai
yang diperlukan sehingga diperoleh biaya minimum dari konfigurasi pembangkit
hybrid tersebut. Metode yang digunakan meliputi simulasi dengan menggunakan
aplikasi Homer dan optimasi Algoritma Genetika untuk menentukan konfigurasi
optimal dari sistem pembangkit ini. Data yang dianalisis berasal dari data sekunder
dengan lokasi di kota Serang, provinsi Banten.
Hasil dari penelitian diperoleh nilai optimum perbandingan kapasitas masing –
masing komponen pembangkit listrik hybrid. Batasan dibuat yaitu beban harian
harus tetap dapat dipikul oleh konfigurasi komponen pembangkit hybrid tanpa
pemadaman. Dengan metode optimasi Algoritma Genetika diperoleh 25 unit turbin
angin (25 kW), 27 unit panel surya (27 kWp), 41 unit baterai (41 kWh) dan inverter
2,09 kW. Sedangkan simulasi dengan aplikasi Homer diperoleh 25 unit panel surya
(25 kWp) 13 unit baterai (13 kWh) dan inverter 3,45 kW. Kemudian jika dilihat
dari segi total biaya, pada simulasi aplikasi Homer diperoleh total biaya sebesar Rp.
1.159.591.000, dimana konfigurasi tanpa adanya instalasi turbin angin. Sedangkan
pada simulasi menggunakan Algoritma Genetika diperoleh total biaya sebesar Rp.
10.268.972.105, Dimana terdapat instalasi turbin angin serta dengan kapasitas
baterai yang lebih besar jika dibandingkan dengan simulasi aplikasi Homer.