digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bandara Banyuwangi adalah bandara yang banyak melayani pergerakan untuk pariwisata. Pasca pandemi Covid-19, terjadi peningkatan jumlah wisatawan yang pesat. Selain itu, bandara ini juga direncanakan untuk melayani penerbangan umrah. Dengan potensi yang besar, Bandara Banyuwangi belum memiliki fasilitas sisi udara (airside) yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Bandara Banyuwangi terutama pada geometri sistem airside bandara dengan menggunakan simulasi. Analisis pengembangan dilakukan untuk 20 tahun ke depan yaitu 2024-2043. Dari data historis, dilakukan proyeksi demand penumpang bandara. Selanjutnya, dilakukan pengembangan rute bandara untuk digunakan dalam simulasi. Pengembangan bandara kemudian dilakukan berdasarkan hasil analisis kapasitas dan tundaan dengan menggunakan metode FAA serta kinerja airside yang didapat dari hasil simulasi menggunakan software SIMMOD. Hasil analisis menunjukkan bahwa kapasitas bandara masih mampu memenuhi demand. Namun, tundaan terjadi pada sistem airside akibat adanya bottleneck pada sistem taxiway. Sehingga, pada 2028 dilakukan pengembangan sistem taxiway berupa penambahan partial parallel taxiway yang menghasilkan penurunan pada tundaan sebesar 47,23%. Tahapan pengembangan bandara terbagi menjadi 3 tahap. Tahap I (2024-2028) dilakukan pengembangan rute tahap 1 dan perpanjangan runway menjadi 2800 meter. Tahap II (2028-2035) dilakukan pengembangan rute tahap 2, perpanjangan runway, penambahan partial parallel taxiway, serta perluasan apron. Tahap III (2025-2043), dilakukan perluasan apron.