baru bagi individu untuk mengekspresikan diri dan membangun identitas yang
bersifat cair, fleksibel, serta tidak selalu merujuk pada representasi fisik di dunia
nyata. Fenomena ini dikenal sebagai simulated identity, yakni identitas digital yang
diwujudkan melalui avatar yang dapat dikustomisasi, diubah, dan dipresentasikan
dalam interaksi sosial virtual. Avatar tidak hanya berfungsi sebagai elemen visual
semata, tetapi juga sebagai medium komunikasi, sarana eksplorasi diri, serta
strategi pengelolaan impresi dalam pergaulan digital. Penelitian ini bertujuan untuk
memahami bagaimana seorang pengguna Zepeto membentuk dan memaknai
simulated identity melalui avatar yang digunakannya. Fokus analisis diarahkan
pada pengalaman pengguna dalam mengartikulasikan identitas, berinteraksi dengan
pengguna lain, dan menegosiasikan representasi diri di dalam ruang virtual. Dalam
penelitian ini, aspek-aspek tersebut dipahami melalui perspektif desain interaksi
dan pengalaman pengguna (UI/UX), yang membantu menjelaskan bagaimana fitur
kustomisasi, elemen visual, dan antarmuka Zepeto mendukung terbentuknya
pengalaman identitas digital pengguna. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan metode wawancara mendalam terhadap seorang partisipan yang
aktif menggunakan Zepeto. Data dianalisis menggunakan analisis tematik Braun
dan Clarke, yang meliputi proses transkripsi, pengkodean awal, identifikasi tema,
peninjauan, pendefinisian, hingga penyusunan laporan. Analisis menghasilkan
empat tema pada tahap awal yang kemudian disintesiskan menjadi tiga temuan
utama: (1) ekspresi kreativitas melalui kustomisasi avatar yang merepresentasikan
aspirasi diri ideal; (2) dinamika interaksi sosial yang dibentuk oleh karakteristik dan
estetika avatar; serta (3) strategi manajemen identitas dalam pergaulan virtual. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa simulated identity dalam Zepeto berfungsi sebagai
ruang interaksi yang kompleks, menggabungkan ekspresi estetis, dinamika relasi
sosial, dan pengelolaan identitas. Melalui perspektif desain interaksi, terlihat bahwa
keputusan visual dan fitur antarmuka turut memediasi cara individu
mengekspresikan diri, memahami identitas digitalnya, serta membangun hubungan
dengan pengguna lain. Temuan ini membuka peluang kajian lebih lanjut mengenai
hubungan antara desain platform avatar, pengalaman pengguna, dan pembentukan
identitas digital di era media virtual.
Perpustakaan Digital ITB