digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bebay Hana Balqis [27123039]
PUBLIC Open In Flipbook Noor Pujiati.,S.Sos

baru bagi individu untuk mengekspresikan diri dan membangun identitas yang bersifat cair, fleksibel, serta tidak selalu merujuk pada representasi fisik di dunia nyata. Fenomena ini dikenal sebagai simulated identity, yakni identitas digital yang diwujudkan melalui avatar yang dapat dikustomisasi, diubah, dan dipresentasikan dalam interaksi sosial virtual. Avatar tidak hanya berfungsi sebagai elemen visual semata, tetapi juga sebagai medium komunikasi, sarana eksplorasi diri, serta strategi pengelolaan impresi dalam pergaulan digital. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana seorang pengguna Zepeto membentuk dan memaknai simulated identity melalui avatar yang digunakannya. Fokus analisis diarahkan pada pengalaman pengguna dalam mengartikulasikan identitas, berinteraksi dengan pengguna lain, dan menegosiasikan representasi diri di dalam ruang virtual. Dalam penelitian ini, aspek-aspek tersebut dipahami melalui perspektif desain interaksi dan pengalaman pengguna (UI/UX), yang membantu menjelaskan bagaimana fitur kustomisasi, elemen visual, dan antarmuka Zepeto mendukung terbentuknya pengalaman identitas digital pengguna. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam terhadap seorang partisipan yang aktif menggunakan Zepeto. Data dianalisis menggunakan analisis tematik Braun dan Clarke, yang meliputi proses transkripsi, pengkodean awal, identifikasi tema, peninjauan, pendefinisian, hingga penyusunan laporan. Analisis menghasilkan empat tema pada tahap awal yang kemudian disintesiskan menjadi tiga temuan utama: (1) ekspresi kreativitas melalui kustomisasi avatar yang merepresentasikan aspirasi diri ideal; (2) dinamika interaksi sosial yang dibentuk oleh karakteristik dan estetika avatar; serta (3) strategi manajemen identitas dalam pergaulan virtual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simulated identity dalam Zepeto berfungsi sebagai ruang interaksi yang kompleks, menggabungkan ekspresi estetis, dinamika relasi sosial, dan pengelolaan identitas. Melalui perspektif desain interaksi, terlihat bahwa keputusan visual dan fitur antarmuka turut memediasi cara individu mengekspresikan diri, memahami identitas digitalnya, serta membangun hubungan dengan pengguna lain. Temuan ini membuka peluang kajian lebih lanjut mengenai hubungan antara desain platform avatar, pengalaman pengguna, dan pembentukan identitas digital di era media virtual.