Sektor transportasi berkontribusi 25% terhadap emisi di Indonesia terutama karbon monoksida (CO) sebesar 76,4%. Kecenderungan penduduk Kota Bandung untuk menggunakan kendaraan terbilang masih sangat tinggi, terbukti dengan tingginya rasio antara jumlah kendaraan bermotor dengan jumlah penduduk hampir mendekati 1. Dampaknya, seringkali terjadi kemacetan pada wilayah dan waktu tertentu sehingga menyebabkan tingginya nilai emisi dan konsumsi bahan bakar kendaraan. Emisi kendaraan dipengaruhi oleh kecepatan, jenis serta volume kendaraan, pada penelitian lain dikatakan bahwa emisi juga dipengaruhi oleh tipe bahan bakar, kumulatif jumlah perjalanan, kecepatan serta akselerasi dan deselerasi kendaraan. Dimana akselerasi dan deselerasi merupakan bagian dari perilaku berkendara yang berperan besar terhadap emisi. Selain itu, emisi CO2 terbentuk lebih tinggi saat putaran mesin tinggi sedangkan emisi CO lebih besar terbentuk pada kondisi putaran mesin rendah (idle). Sedangkan penelitian lain mengatakan muatan berlebih pada kendaraan angkutan barang berdampak lebih besar pada peningkatan konsentrasi emisi CO2 daripada CO. Pada studi – studi sebelumnya estimasi perhitungan emisi dilakukan dengan menggunakan model makro dengan basis kecepatan dan jarak tempuh rata-rata kendaraan. Pada penelitian ini akan dilakukan estimasi perhitungan emisi dan konsumsi bahan bakar kendaraan di area persimpangan dengan menggunakan kecepatan dan percepatan sesaat menggunakan beberapa model emisi dengan fokus pada Power-Based Model. Perhitungan tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan model mikrosimulasi VISSIM untuk mengeluarkan data kecepatan dan percepatan individu kendaraan detik per detik selama 1 jam simulasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh waktu idle dan berat kendaraan terhadap emisi CO, CO2 dan konsumsi bahan bakar kendaraan. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh waktu idle dapat meningkatkan emisi CO hingga 26,71%; emisi CO2 hingga 17,43%; dan konsumsi bahan bakar hingga 17,53% dari kondisi eksisting. Sedangkan pengaruh peningkatan berat total kendaraan dapat meningkatkan emisi CO hingga 117,82%; emisi CO2 hingga 84,44%; dan konsumsi bahan bakar hingga 84,55% dari kondisi eksisting.