Bandara Juanda merupakan bandara tersibuk di Jawa Timur dengan jumlah penumpang tahunan mencapai 13 juta orang pada tahun 2023 dan diproyeksikan akan terus bertambah setiap tahunnya. Jumlah demand pergerakan yang besar di bandara ini sebanding dengan repetisi beban pesawat yang harus diakomodasi oleh perkerasan runway Bandara Juanda. Dengan kondisi perkerasan runway yang saat ini ada, diperlukan perbaikan yang komprehensif. Perbaikan struktural yang diharapkan dapat Scraping, Filling,Overlay (SFO) atau perbaikan rekonstruksi. Kedua jenis perbaikan perkerasan struktural tersebut mampu memperbaiki kondisi struktural perkerasan runway yang direpresentasikan oleh nilai ACR/PCR (Aircraft Classification Rating /Pavement Classification Rating), dan menambah sisa usia layan perkerasan. Secara umum, perbaikan Scraping, Filling,Overlay (SFO) membutuhkan dana perbaikan yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan rekonstruksi. Namun, perbaikan jenis ini tidak mampu memperbaiki kondisi tanah dasar Bandara Juanda yang masuk dalam kategori D dengan rentang nilai CBR tanah dasarnya 1-4%. Di sisi lain, perbaikan rekonstruksi pada perkerasan lentur runway dapat memperbaiki kondisi tanah dasar dan lapis perkerasan walaupun harga yang dibutuhkan lebih besar. Dari latar belakang di atas, diperlukan model optimasi perbaikan perkerasan yang mampu meminimalkan harga perbaikan dengan nilai kualitas struktural perkerasan yang paling baik. Perbaikan perkerasan direncanakan untuk tahun 2043 dengan total pergerakan penumpang mencapai 46,854,863 orang. Dengan menggunakan Genetic Algorithm, diperoleh kombinasi perbaikan paling optimum pada runway Bandara Juanda adalah dengan melakukan Scraping, Filling,Overlay (SFO) pada segmen 1,2,3,4,7,8,9, dan 10, sementara segmen 5 dan 6 dilakukan rekonstruksi. Perbaikan ini diestimasi memerlukan biaya Rp37.621.709.107,14 dengan nilai remaining life 20,4 tahun dan ACR/PCR 0,997.
Perpustakaan Digital ITB