digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Ajeng Faradhita Auria
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Penggunaan vaksin mRNA dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit berbasis virus menjadi sorotan karena kesuksesannya untuk COVID-19. Vaksin ini merupakan vaksin pertama yang berhasil melewati uji klinis fase 3 untuk mengatasi SARS-CoV-2 yang unggul dalam hal keamanan, kecepatan pengembangan, dan kemampuan untuk menstimulasi respons imun. Dari hal tersebut, vaksin mRNA untuk COVID-19 dapat dijadikan sebagai model yang ideal untuk pengembangan platform vaksin mRNA secara umum. Salah satu tahapan penting dalam produksi vaksin mRNA adalah transkripsi in vitro (IVT) yang meliputi proses linearisasi plasmid, sintesis mRNA, dan juga purifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menentukan waktu inkubasi dan jumlah unit enzim yang optimal digunakan untuk linearisasi plasmid yang mengkode protein spike SARS-CoV-2, (2) melakukan optimasi metode purifikasi hasil linearisasi untuk mendapatkan yield konsentrasi maksimum, (3) menentukan waktu optimal inkubasi dalam proses IVT, (4) menentukan fungsionalitas dari mRNA yang dihasilkan, dan (5) melakukan uji reprodusibilitas terhadap tiap tahapan proses yang telah dioptimasi. Proses ini meliputi isolasi plasmid untuk kemudian dilinearisasi dengan variasi waktu inkubasi dan unit enzim, dan dilanjutkan ke proses IVT dengan variasi waktu inkubasi. Hasil IVT kemudian dianalisa fungsionalitas dan integritasnya menggunakan elektroforesis RNA, RT-qPCR, dan PCR konvensional. Variasi waktu dan jumlah unit enzim saat linearisasi memperlihatkan hasil yang tidak berbeda secara signifikan sehingga dapat digunakan kondisi A sebagai hasil yang optimal. Dalam proses purifikasi, dilakukan beberapa variasi seperti jumlah volume awal clean up, konsentrasi DNA, dan volume elusi yang digunakan. Kondisi purifikasi 14 memberikan hasil paling optimal dilihat dari efektivitas purifikasi dan kemurnian (rasio A260/A280) yang dihasilkan. Hasil purifikasi kemudian digunakan sebagai DNA cetakan untuk IVT. Variasi I pada IVT menghasilkan RNA dengan konsentrasi yang paling tinggi dan tidak meninggalkan residu cetakan DNA. mRNA yang dihasilkan terlihat fungsional dan memiliki ukuran sebesar 9,8 kb dilihat dari hasil elektroforesis RNA dan RT-qPCR. Dengan demikian, kesimpulan dari penelitian ini adalah telah didapatkan kondisi optimal untuk setiap tahapan proses IVT yang menghasilkan mRNA fungsional yang bersifat konsisten.