Pengangkutan sampah di Kota Makassar menghadapi berbagai permasalahan,
diantaranya rendahnya efisiensi operasional, dimana armada hanya mampu
beroperasi satu ritasi per hari akibat kemacetan, keterbatasan bahan bakar, dan
koordinasi armada yang kurang optimal. Hal ini menyebabkan penumpukan
sampah di beberapa wilayah dan berdampak pada pengelolaan lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem pengangkutan sampah
eksisting, merencanakan sistem pengangkutan yang optimal menggunakan metode
Traveling Salesman Problem (TSP) yang disesuaikan dengan karakteristik Kota
Makassar, serta menganalisis dampak lingkungannya. TSP diterapkan untuk
menentukan rute pengangkutan optimal dengan mempertimbangkan jarak tempuh
menggunakan algoritma Nearest Neighbor, yang diimplementasikan dengan
perangkat lunak Matlab R2023b. Input data berupa matriks jarak antar titik dihitung
berdasarkan rute pengangkutan sampah antara Transfer Depo/TPS dan Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA) Tamangapa. Prosedur algoritma Nearest Neighbor yang
diterapkan pada Hauled Container System (HCS) bertujuan untuk mengoptimalkan
jarak tempuh, dengan mengatur urutan titik pengangkutan berdasarkan jarak
terpendek. Hasil optimalisasi menunjukkan pengurangan jumlah armada dari 56
dump truck dan 31 arm roll truck menjadi 19 dump truck dan 14 arm roll truck.
Efisiensi ritasi meningkat, dengan dump truck menempuh 1.087,30 km per hari
dengan 2-3 ritasi (dibandingkan 577,6 km dan satu ritasi pada kondisi eksisting),
sementara arm roll truck menempuh 770,5 km per hari dengan 2-3 ritasi
(dibandingkan 388,3 km pada kondisi eksisting). Optimalisasi juga menurunkan
biaya operasional harian sebesar 37,65% menjadi Rp7.380.452,20 dan mengurangi
emisi CO? dump truck dari 1.604,41 gram menjadi 878,5 gram, serta arm roll truck
dari 904,21 gram menjadi 539,51 gram. Optimalisasi ini memberikan efisiensi
signifikan dalam pengelolaan armada dan dampak positif terhadap lingkungan.