digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pengangkutan sampah di Kota Makassar menghadapi berbagai permasalahan, diantaranya rendahnya efisiensi operasional, dimana armada hanya mampu beroperasi satu ritasi per hari akibat kemacetan, keterbatasan bahan bakar, dan koordinasi armada yang kurang optimal. Hal ini menyebabkan penumpukan sampah di beberapa wilayah dan berdampak pada pengelolaan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem pengangkutan sampah eksisting, merencanakan sistem pengangkutan yang optimal menggunakan metode Traveling Salesman Problem (TSP) yang disesuaikan dengan karakteristik Kota Makassar, serta menganalisis dampak lingkungannya. TSP diterapkan untuk menentukan rute pengangkutan optimal dengan mempertimbangkan jarak tempuh menggunakan algoritma Nearest Neighbor, yang diimplementasikan dengan perangkat lunak Matlab R2023b. Input data berupa matriks jarak antar titik dihitung berdasarkan rute pengangkutan sampah antara Transfer Depo/TPS dan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Tamangapa. Prosedur algoritma Nearest Neighbor yang diterapkan pada Hauled Container System (HCS) bertujuan untuk mengoptimalkan jarak tempuh, dengan mengatur urutan titik pengangkutan berdasarkan jarak terpendek. Hasil optimalisasi menunjukkan pengurangan jumlah armada dari 56 dump truck dan 31 arm roll truck menjadi 19 dump truck dan 14 arm roll truck. Efisiensi ritasi meningkat, dengan dump truck menempuh 1.087,30 km per hari dengan 2-3 ritasi (dibandingkan 577,6 km dan satu ritasi pada kondisi eksisting), sementara arm roll truck menempuh 770,5 km per hari dengan 2-3 ritasi (dibandingkan 388,3 km pada kondisi eksisting). Optimalisasi juga menurunkan biaya operasional harian sebesar 37,65% menjadi Rp7.380.452,20 dan mengurangi emisi CO? dump truck dari 1.604,41 gram menjadi 878,5 gram, serta arm roll truck dari 904,21 gram menjadi 539,51 gram. Optimalisasi ini memberikan efisiensi signifikan dalam pengelolaan armada dan dampak positif terhadap lingkungan.