Setiap anak tanpa memandang kondisi tertentu juga memiliki hak untuk
mendapatkan pendidikan. Pendidikan dapat membantu Anak Berkebutuhan Khusus
untuk mengembangkan bakat dan potensi dalam diri mereka. Oleh karena itu
pendidikan inklusif yang disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak berkebutuhan
khusus dibutuhkan untuk menggali bakat dan potensi hingga melatih kemandirian.
Media ini dirancang untuk mengetahui interaksi seperti apa yang dapat membantu
proses belajar-mengajar siswa tunagrahita ringan dan sedang guna meningkatkan
pemahaman tentang warna. Metode yang digunakan adalah Participatory Design
and Participatory Action Research dimana pengajar beserta murid sebagai
participatornya. Metode ini dimulai dari identifikasi pengumpulan data, uji coba
dan evaluasi, prototyping, kolaborasi, revisi, implementasi dan terakhir evaluasi
lanjutan. Melalui perancangan ini diharapkan dapat sebagai media stimuli untuk
meningkatkan psikomotorik halus siswa-siswi tunagrahita ringan dan sedang
melalui pengenalan warna pelangi. Aktivitas yang dilakukan melalui activity book
ini seperti pengenalan warna satu per satu tanpa ada warna lain agar fokus tidak
teralihkan. Selanjutnya proses pengenalan warna dengan mengeja nama warna
sesuai warna yang tertera. Dilanjutkan dengan menebali huruf sesuai warna untuk
melatih psikomotorik halus dengan menulis. Aktifitas selanjutnya memasangkan
gambar sesai dengan warna. Paling akhir dilakukan pengelompokan warna sesuai
bentuk dan warna. Proses ini dilakukan secara berulang selama 3 hari berturut-turut
untuk menginat dan memahami warna di sekitar melalui warna yang terdapat pada
pelangi. Melalui aktivitas-aktivitas ini siswa-siswa tunagrahita ringan dapat
mengenali warna dan mengingat urutan warna pada pelangi untuk mengidentifikasi
warna-warna di sekitar. Melalui aktivitas ini pula, siswa-siswi tunagrahita sedang
dapat mengenali dan mengidentifikasi warna sekitar melalui warna pelangi dengan
pengulangan dan bimbingan dari pengajar.