Peningkatan konsentrasi rata-rata karbon dioksida (CO?) global akibat emisi gas rumah
kaca memengaruhi sistem karbon anorganik di lautan secara signifikan, dengan
implikasi besar terhadap nilai fluks CO? antara udara-laut. Meskipun peranan perairan
Karimunjawa umumnya dikarakterisasi sebagai sumber CO?, studi ini mengeksplorasi
variabilitas fluks CO? dari 1 Januari 2022 hingga 31 Mei 2024 menggunakan MIT
General Circulation Model (MITgcm), dengan fokus gaya penggerak biogeokimia dan
fisis. Variabilitas biogeokimia di perairan Karimunjawa dan sekitarnya meliputi
dissolved inorganic carbon (DIC), total alkalinity (TA), fosfat (PO?³?), dissolved
organic phosphate (DOP), oksigen terlarut (O?), fluks CO?, dan tekanan parsial CO?
(pCO?). Parameter-parameter ini dianalisis untuk mengetahui peran perairan
Karimunjawa sebagai penyerap CO? atau sumber CO?. Perubahan suhu dan pH
memengaruhi kesetimbangan karbonat, sementara ketersediaan nutrien mengatur
produktivitas primer yang berkontribusi pada konsentrasi DIC. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai pCO? atmosfer memiliki pengaruh dominan terhadap
perilaku fluks CO?. Pada nilai pCO? atmosfer sebesar 415 ?atm, perairan menunjukkan
peran sebagai penyerap CO?, sedangkan pada nilai 390 ?atm, perairan berperan
sebagai sumber CO?, dengan nilai fluks berkisar antara 0,3–2,7 mmol/m²/hari; hal ini
sesuai dengan penelitian sebelumnya. Temuan ini menekankan sensitivitas
perhitungan fluks terhadap pCO? atmosfer dan pentingnya parameterisasi atmosfer
yang akurat. Penelitian lebih lanjut dengan data temporal beresolusi tinggi sangat
diperlukan untuk memahami kompleksitas dinamika karbon di wilayah ini.