digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT Citra Johan Makmur Abadi (CJMA) merupakan perusahaan yang bergerak di industri pengolahan karet untuk komponen pipa. Tingkat cacat produk yang tinggi dalam proses produksi menjadi permasalahan serius yang berdampak buruk pada kualitas produk, reputasi perusahaan, dan profitabilitas secara keseluruhan. Jenis cacat seperti “Bolong” dan “Patah” telah menjadi jenis cacat yang paling sering ditemukan yang terjadi dalam proses produksi dengan tingkat cacat 20% hingga 30% per bulan melewati ambang batas 15%. Hal ini menyebabkan produk cacat terkirim dan sampai di tangan pelanggan. Akibatnya, perusahaan harus melakukan perbaikan produk dan menambah kebutuhan jadwal produksi untuk memenuhi permintaan pelanggan yang berdampak pada meningkatnya biaya operasional. Dampak dari cacat tersebut, diperlukan sebuah pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengatasi penyebab utama dari tingkat cacat ini. Penerapan metodologi Six Sigma menjadi penting untuk mengurangi tingkat cacat dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Hal ini akan berdampak pada perusahaan untuk mempertahankan keunggulan kompetitifnya dan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki akar masalah dari penyebab tingginya tingkat cacat dan mengajukan solusi untuk menguranginya dengan menggunakan metodologi Six Sigma DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Pada tahap Define, masalah diidentifikasi dengan meninjau data produksi internal yang menunjukkan tingkat cacat yang tinggi di atas ambang batas yang dapat diterima untuk produk 63MM Z-Joint Ring. Tahap Measure menggunakan diagram kontrol untuk mengetahui stabilitas dan variabilitas proses. Analisis Pareto menunjukkan bahwa cacat yang paling sering terjadi adalah “Bolong” dan “Patah”. Untuk mengidentifikasi akar penyebab dari jenis cacat yang signifikan ini, diagram fishbone digunakan dalam tahap Analyze. Tahap Improve difokuskan untuk mengatasi akar penyebab ini dengan mengimplementasikan solusi. Pada tahap Control, perbaikan yang dilakukan distandardisasi dan dipantau melalui diagram kontrol dan Key Performance Index (KPI). Hal ini untuk memastikan bahwa proses produksi tetap stabil dan tingkat cacat produksi terus menurun dari waktu ke waktu.