digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pesatnya perkembangan teknologi digital telah mentransformasi berbagai sektor secara global, termasuk usaha kecil dan menengah (UMKM). Namun, UMKM di pedesaan, seperti Kabupaten Trenggalek, sering menghadapi tantangan yang signifikan dalam mengadopsi teknologi tersebut karena keterbatasan sumber daya dan infrastruktur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi adopsi e-procurement oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Trenggalek, serta untuk mengembangkan strategi peningkatan kapasitas digital melalui kolaborasi multi-sektor. Dengan memanfaatkan kerangka kerja Technology Acceptance Model (TAM) yang dimodifikasi, penelitian ini menganalisis pengaruh kesiapan teknologi, kesiapan organisasi, kualitas sistem, serta faktor eksternal terhadap persepsi kemudahan penggunaan, persepsi manfaat, sikap terhadap teknologi, dan niat untuk menggunakan teknologi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode Structural Equation Modeling - Partial Least Squares (SEM-PLS). Data dikumpulkan melalui survei menggunakan kuesioner kepada 400 responden yang dipilih dengan metode stratified random sampling, yang mewakili berbagai sektor UMKM di Trenggalek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan dan manfaat teknologi secara signifikan memengaruhi sikap terhadap teknologi, yang pada akhirnya mendorong niat UMKM untuk menggunakan sistem e-procurement. Namun, hambatan utama meliputi rendahnya literasi digital, keterbatasan infrastruktur teknologi, dan kurangnya dukungan organisasi. Di sisi lain, kualitas sistem, seperti keandalan, antarmuka yang intuitif dan kecepatan respons, berperan penting dalam meningkatkan persepsi positif terhadap teknologi. Penelitian ini juga mengungkapkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta, untuk menyediakan pelatihan literasi digital, infrastruktur teknologi, dan kebijakan pendukung yang berkelanjutan. Sebagai rekomendasi, penelitian ini menyarankan pengembangan program pelatihan digital yang terfokus pada kebutuhan lokal UMKM, penyediaan dekstop platform e-procurement yang ramah pengguna, serta peningkatan koordinasi lintas sektor untuk menciptakan ekosistem digital yang inklusif. Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing UMKM di era ekonomi digital dan memperkuat kontribusi mereka terhadap pertumbuhan ekonomi regional dan nasional.