Sistem kelistrikan merupkan infrastruktur utama dalam kemajuan perekonomian suatu darerah. Sistem kelistrikan Kalimantan terdiri dari dua sistem kelistrikan yaitu Sistem Interkoneksi (Kalimantan Timur-Selatan-Tengah) dan Sistem Khatulistiwa (Kalimantan Barat). Dalam waktu dekat kedua sistem tersebut akan dihubungkan dengan harapan dapat meningkatkan transfer energi yang efisien. Namun, konfigurasi jaringan saat ini masih banyak terdapat jalur radial yang panjang dan Lokasi pembangkit yang terletak jauh dari pusat beban. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis stabilitas sistem tenaga Listrik setelah terhubungnya kedua sistem tersebut. Penelitian ini menggunakan perangkat lunak DIgSILENT PowerFactory sebagai alat bantu analisis karena kompleksitasnya yang cukup tinggi. Dengan menggunakan analisis modal dapat diidentifikasi redaman saat terjadinya gangguan dan ketika transfer antara kedua sistem tersebut meningkat. Potensi stabilitas sinyal kecil inter area dan intra area dapat timbul saat gangguan transmisi dan pembangkit. Hasil penelitian dengan menggunakan modal analisis menunjukan bahwan nilai eigen positif pada kondisi PLTU Kalteng 1 gangguan saat luar waktu beban puncak transfer daya antara transmisi Sukamara – Kendawangan sebesar 50 MW menyebabkan kondisi sistem tidak stabil. Hal ini digambarkan dalam hasil simulasi yang menunjukan nilai eigen yang positif dan rasio redaman bernilai negative pada sistem Kalimantan. Oleh karena itu dengan tehubungnya kedua sistem tersebut memiliki Batasan transfer kestabilan yang perlu dimitigasi pada kondisi saat terjadinya gangguan transmisi maupun gangguan pada pembangkit.
Perpustakaan Digital ITB