digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Vivi Varlina [37021007]
PUBLIC Open In Flip Book Noor Pujiati.,S.Sos

Visualisasi data merupakan objek visual yang mendeskripsikan kebenaran, yang dikonstruksi dengan kode tertentu untuk mengomunikasikan sesuatu. Permasalahan dalam penelitian ini berawal dari pernyataan mengenai kredibilitas visualisasi data yang kerap dinilai memiliki modalitas rendah jika dibanding dengan objek visual lain seperti gambar atau foto. Di samping itu, kecanggihan teknologi memunculkan isu krusial tersendiri dalam komunikasi visual khususnya terkait reliabilitas. Apakah penggunaan elemen-elemen visual dimaknai sama oleh semua publik yang melihat, atau sebaliknya, menimbulkan ketidakpastian dan perasaan tidak aman? Dalam konteks pandemi Covid-19, persoalan modalitas visualisasi data memiliki dinamika yang menarik, yang tidak hanya menyematkan wacana, tetapi juga berpotensi membentuk pengetahuan dan ideologi tertentu, serta memiliki relasi kuasa. Penelitian ini mengidentifikasi bagaimana konstruksi pengetahuan, ideologi, dan relasi kuasa pada wacana peta dan grafik Covid-19. Ada tujuh (7) objek peta dan/atau grafik yang dipilih peneliti, yang bersumber dari tiga media online yaitu www.covid19.go.id, www.kawalcovid19.id, dan www.laporcovid19.org. Penelitian ini menggunakan kajian Semiotika Sosial, Representasi Visual, Narasi Visual, dan Analisis Wacana Foucault. Untuk menjaga keandalan metodologi, peneliti menerapkan metode campuran (mixed methods). Pertama, peneliti menerapkan analisis tematik dan intra-coder reliability untuk membedah delapan (8) penanda modalitas dan empat (4) orientasi validitas dari setiap objek ii penelitian. Metode ini digunakan untuk menelusuri ragam representasi visual pada peta dan grafik Covid-19, serta kaitannya dengan relasi kuasa. Selanjutnya, peneliti melakukan uji opini pubik melalui purposive sampling dan melakukan analisis Semantic Differential, Uji Kaiser Meyer Olkin (KMO), Bartlett's Test of Sphericity, Semantic Colour Palette, dan Component Transformation Matrix untuk menyingkap bagaimana wacana dominan mengonstruksi pengetahuan dan ideologi masyarakat, serta bagaimana wacana memvalidasi kebenaran dan membentuk relasi kuasa dalam tatanan sosial selama pandemi Covid-19. Peneliti menemukan ada tiga (3) objek penelitian dengan modalitas dan validitas paling tinggi yaitu objek pertama, objek keempat, dan objek keenam. Temuan orientasi sensori dan natural menjelaskan representasi visual yang selaras dan menyematkan elemen sensori tertentu tidak hanya meningkatkan aspek kognitif, tetapi juga mampu menyentuh level emosional individu. Menariknya, temuan orientasi ini dipelajari dari berbagai tindakan masyarakat sehingga memunculkan proposisi-proposisi tertentu. Media online sebagai sign maker memanfaatkan metafora representasi visual untuk menarasikan pandemi Covid-19 tidak hanya berada dalam istilah warning, tetapi dalam keadaan gawat darurat. Temuan ini mengarahkan pada apa yang disebut oleh Foucault bahwa praktik diskursif akan membentuk kuasa dan mengarahkan pada evolusi konsep-konsep pengetahuan baru. Temuan lainnya terkait dengan peran ketiga media online yang melakukan dikotomi wacana, yang dimanfaatkan untuk memobilisasi ragam retorika mengenai pandemi Covid-19. Peneliti memandang pengetahuan yang diciptakan pada wacana peta dan grafik Covid-19 merupakan cara-cara bagaimana ideologi diperkenalkan. Munculnya makna strong, intelligent, logical, excitable, unbiased, dan relaxed sebagai wacana dominan pada peta dan grafik Covid-19 memungkinkan adanya serangkaian respons yang dapat dimanfaatkan untuk mengorginisasi perilaku masyarakat. Adanya praktik-praktik diskursif maupun non-diskursif dalam representasi visual data Covid-19 merupakan bentuk iii pengawasan berlapis dari berbagai tingkat kekuasaan sistemik yang mengarahkan masyarakat pada ideologi tertentu. Tatanan sosial selama pandemi dan budaya visual era digital turut membentuk ideologi dan kekuasaan. Setiap media online mempelajari struktur pengetahuan melalui algoritma tertentu dan relasi antar pihak-pihak yang berinteraksi. Melalui diskursus publik, wacana dimunculkan dan kebenaran divalidasi dari konteks sosialnya. Meskipun demikian, wacana ini sebenarnya adalah bagian dari agenda media dan strategi reduksi kekuasaan. Peneliti merumuskan dalil-dalil temuan mengenai pengetahuan, validasi kebenaran, serta mekanisme kekuasaan. Pengetahuan berisikan gagasan atau ide yang mengandung nilai-nilai dan wacana dominan, yang mengarahkan pada legitimasi kebenaran baru. Sementara validasi kebenaran dalam wacana terkait erat dengan siapa yang memiliki sumber daya dan berdampak pada sensibilitas tertentu. Selanjutnya, pandangan mengenai kekuasaan yang tersebar dalam ruang- ruang wacana digital. Media online sebagai sign maker memiliki kekuasaan yang secara langsung dapat melihat aktivitas masyarakat melalui algoritma data dan keterjangkauan. Praktik-praktik tersebut dilakukan oleh tiga platform media online dalam mengonstruksi visualisasi data Covid-19. Teknologi digital sebagai sebuah rezim memiliki kekuatan yang luar biasa untuk membentuk pengetahuan, mengarahkan kebenaran, sekaligus melanggengkan kekuasaan yang lebih solid pada institusi atau lembaga yang memiliki sumber daya.