digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Melakukan penelitian dan pengembangan (R&D) yang radikal adalah kegiatan berisiko tinggi terutama dalam bidang energi. Untuk itu, paradigma hanya menggunakan kemampuan internal untuk melakukan kegiatan R&D harus dikurangi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model yang dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk mengarahkan dan mempercepat proses R&D dilakukan dalam bentuk proyek-proyek kontrak dengan aliansi strategis yang dilakukan oleh dua jenis perusahaan energi. Tipe pertama adalah perusahaan energi dari negara maju yang memiliki teknologi dan pengetahuan maju. Tipe kedua adalah perusahaan energi dari negara berkembang dengan karakteristik sumber daya alam dan pengetahuan lokal yang unik. Penelitian ini mengadopsi perspektif manajemen proyek, yang biasanya membagi proyek menjadi tiga fase: fasa Pra-proyek, Eksekusi-proyek, dan Pasca-proyek. Untuk membangun model yang komprehensif, kegiatan yang dilakukan dalam setiap tahapan proyek R&D dianalisis dengan mempertimbangkan aspek tidak berwujud dan aspek berwujud yang terlibat. Penelitian ini merupakan studi kasus di PERTAMINA, Badan Usaha Milik Negara di bidang energi. Meskipun demikian karena kesamaan karateristik antar Badan Usaha Milik Negara di bidang energi maka model ini dapat di generalisir untuk Badan Usaha Milik Negara dibidang energi yang lain. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kombinasi sebagai metodologinya. Sebagai langkah pertama dilakukan penelitian kualitatif dengan cara tinjauan literatur, wawancara, observasi dan studi arsip untuk menentukan interpretasi atau disebut variable, faktor dan indikator yang mempengaruhi aliansi dalam kegiatan penelitian dan pengembangan, dan dilanjutkan studi penjelasan untuk menjelaskan hubungan antara variabel dan faktor. Kemudian hasil penelitian diperoleh model penelitian. Langkah kedua kemudian dilakukan studi kuantitatif untuk mengukur signifikansi dan uji model yang telah diperoleh dalam penelitian sebelumnya dengan menggunakan metode SEM PLS. Langkah ketiga melakukan penelitian kualitatif untuk menginterpretasi dan menetapkan model akhir. Dari penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan sumber daya menjadi faktor dalam proses seleksi mitra dalam fase pra-proyek. Setelah perusahaan energi memilih mitra mereka, sistem manajemen pengetahuan akan menjadi variable yang memoderasi variabel pengetahuan untuk keberhasilan sebuah aliansi dalam proses R&D. Dimensi organisasi tidak signifikan memoderasi pengaruh sumber daya untuk aliansi dalam proses R&D karena sebagai perusahaan milik negara proses aliansi akan tergantung pada regulasi politik pemerintah dan ijin pemerintah. Dimensi organisasi tidak dapat memoderasi karena terdapat keterbatasan dalam mengambil keputusan memilih partner. Biarpun dimensi organisasi baik tetapi pemerintah dapat menghentikan proses aliansi. Dan yang terakhir adalah aliansi dalam proses R&D secara signifikan mempengaruhi keunggulan kompetitif. Perusahaan yang melakukan aliansi dalam R&D akan memiliki keunggulan kompetitif yang lebih baik. Pada tahap pra-proyek, mitra dipilih berdasarkan faktor pengetahuan terdiri dari kompetensi, kemampuan, pengalaman, dan keahlian mitra, dan dipilih berdasarkan faktor sumber daya terdiri dari aset yang saling melengkapi, tujuan untuk mensinergikan sumberdaya, pembagian risiko dan pembagian biaya. Tahap pelaksanaan proyek di mana kegiatan R&D dilakukan, sistem manajemen pengetahuan sebagai variabel moderator terdiri dari proses transfer teknologi, dukungan teknologi dalam manajemen pengetahuan, berbagi pengetahuan, dan daya serap, dan variabel dimensi organisasi terdiri dari proses membangun tim, peran mitra, proses komunikasi, dan proses pengambilan keputusan. Aliansi dalam R&D sebagai variable mediasi terdiri dari kepercayaan, komitmen dan integritas. Fase pasca-proyek komersial R&D terdiri dari faktor manajemen pengetahuan & IPR, dan inovasi sebagai sumber keunggulan kompetitif. Kontribusi teoritis penelitian ini, karena proses R&D radikal memiliki aspek ketidakpastian yang tinggi, aliansi dalam kegiatan R&D yang baik dilakukan dalam bentuk proyek kontrak tanpa adanya porsi kepemilikan. Dari Resources Based View (RBV) dan Knowledge Based View (KBV) perspektif, strategi aliansi antara perusahaan energi dengan pengetahuan dan sumber daya yang unik, dan perusahaan energi dengan teknologi canggih dan pengetahuan maju bermanfaat ketika pengetahuan dan sumber daya dari perusahaan saling melengkapi. Dari perspektif mitra dengan pengetahuan dan sumber daya yang unik, kemitraan kolaboratif menyediakan sarana untuk memperoleh teknologi baru, pengetahuan, dan praktek di R&D dan sarana untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan peneliti. Dari perspektif mitra dengan teknologi canggih dan pengetahuan maju, kemitraan kolaboratif menyediakan sarana untuk mengakses pasar baru, pengetahuan dan sumber daya alam yang unik. Dari Knowledge Based View (KBV) perspektif, penelitian ini dibagi dalam langkah-langkah manajemen pengetahuan ke dalam; penciptaan pengetahuan, penyimpanan dan pengambilan pengetahuan, transfer pengetahuan, penerapan pengetahuan, dan perlindungan dan lisensi pengetahuan. Dari Resources Based View (RBV), kemitraan aliansi dalam kegiatan R&D berdasarkan pada sebuah proyek kontrak dapat menghasilkan produk-produk inovatif dan pengetahuan baru, yang dapat ditindaklanjuti dengan pembentukan dan perlindungan hak kekayaan intelektual (HKI) sebagai dasar pelaksanaan inovasi yang berkelanjutan.