digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Senyawa Phthalic Acid Esters (PAEs) merupakan salah satu Emerging Pollutant yang baru dikenali atau dipahami yang dapat memberikan dampak potensial, salah satu jenis PAEs yaitu DBP dan BBP yang umumnya ditemukan dalam produk plastik sebagai plasticizer. Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, dimana terdapat 500 pabrik yang membentang sepanjang aliran Sungai Citarum melintasi 9 kabupaten dan 3 kotamadya di Provinsi Jawa Barat. Daerah penelitian difokuskan pada salah satu daerah yang dilewati oleh DAS Citarum yaitu Kampung Daraulin. Kampung ini merupakan daerah yang sering mengalami banjir akibat pencemaran sungai dan keadaan sanitasinya yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keberadaan dan menilai risiko kesehatan dari PAEs di lingkungan, menganalisis persepsi risiko masyarakat terhadap kontaminasi air serta mengembangkan dan mengevaluasi strategi mitigasi risiko untuk mengurangi kandungan PAEs dan meningkatkan persepsi masyarakat terhadap risiko pencemaran air di Kampung Daraulin. Sebanyak 12 sampel air yang terdiri dari enam sampel air tanah dan enam sampel air permukaan yang diambil untuk diuji kandungan PAEs, sampel air dipersiapkan dengan menggunakan metode Solid Phase Extraction (SPE) atau ekstraksi fase padat dengan dan diuji menggunakan instrumen GC-MS, konsentrasi PAEs yang terdeteksi dalam sampel air selanjutnya digunakan dalam perhitungan risiko kesehatan. Persepsi risiko masyarakat dinilai dengan menggunakan instrumen kuesioner kemudian strategi mitigasi risiko dikembangkan untuk meminimalisir pencemaran PAEs serta meningkatkan persepsi masyarakat terhadap risiko pencemaran air. Hasil pengujian PAEs menunjukkan konsentrasi tertinggi DBP dan BBP di air tanah sebesar 0,56 dan 3,94 µg/L di lokasi G1. Tingginya konsentrasi PAEs di lokasi tersebut diindikasikan dari rembesan air limbah yang dihasilkan oleh industri pengepul barang rongsokan yang masuk ke dalam tanah dan mencemari air tanah secara perlahan melalui proses pelindian (leaching). Sedangkan konsentrasi tertinggi DBP dan BBP pada air permukaan ditemukan di lokasi O4 masing-masing sebesar 18,9 dan 3,28 µg/L, yang terdeteksi di aliran oxbow. Lokasi O4 dan O3 berada dekat dengan pabrik produsen cat otomotif, yang mengindikasikan bahwa tingginya konsentrasi PAEs disebabkan oleh pembuangan limbah yang tidak dikelola dengan baik dan limpasan air limbah industri yang mengandung residu pelapis cat. Rata-rata konsentrasi total PAEs di air permukaan adalah 10,11 ± 7,18 µg/L, yang melebihi batas aman 3 µg/L yang ditetapkan oleh United States Environmental Protection Agency (USEPA) untuk melindungi ikan dan biota air lainnya dalam ekosistem perairan. Hasil perhitungan HI pada analisis risiko kesehatan masyarakat dari aktivitas minum, masak, sikat gigi dan mandi menunjukkan nilai HI sebesar 0,00145 pada masyarakat yang mengkonsumsi air tanah dan 0,0047 pada masyarakat yang mengkonsumsi air permukaan. Hal ini mengindikasikan bahwa paparan PAEs saat ini tidak membahayakan kesehatan manusia (H ? 1), meskipun demikian tetap diperlukan evaluasi secara berkala karena paparan kronis dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko kesehatan. Hasil dari penilaian persepsi risiko masyarakat terhadap pencemaran air menunjukkan bahwa masyarakat tidak yakin akan informasi mengenai kualitas air tanah yang diberikan oleh lembaga penelitian dan universitas karena masyarakat sering merasakan bau dan rasa yang tidak biasa hingga melihat perubahan warna dan kekeruhan pada air tanah. Langkah-langkah mitigasi keberadaan PAEs di lingkungan air dapat dilakukan dengan cara melakukan identifikasi sumber pencemar utama, pengukuran dan evaluasi berkala, dan menerapkan pemantauan berkelanjutan terhadap pencemar PAEs di lingkungan air. Strategi mitigasi untuk meningkat persepsi masyarakat dapat dilakukan dengan cara pendekatan dua arah dalam tata kelola risiko, dimana melibatkan pemerintah dalam kebijakan berbasis top-down seperti kebijakan dan regulasi, dan pendekatan bottom-up, yang menekankan partisipasi aktif masyarakat serta kolaborasi antara komunitas lokal dan sektor swasta. Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan adanya keberadaan dari pencemar PAEs di lingkungan air Kampung Daraulin, namun analisis risiko kesehatan menunjukkan paparan PAEs saat ini tidak membahayakan kesehatan masyarakat yang mengkonsumsinya. Penilaian persepsi risiko menunjukkan masyarakat sangat sering merasakan bau, perubahan rasa dan warna serta kekeruhan pada air tanah yang mereka konsumsi sehingga masyarakat tidak mempercayai informasi kualitas air yang diberikan oleh pemerintah, sehingga strategi mitigasi yang dapat dilakukan untuk menangani keberadaan PAEs di lingkungan air dan meningkatkan persepsi masyarakat ialah melalui pendekatan top-down, dimana pemerintah sebagai pemangku kebijakan dan bottom-up, dimana masyarakat sebagai pelaku aktif dalam implementasi kebijakan.