Penyediaan sanitasi aman memberikan kontribusi besar terhadap kesehatan
masyarakat dan kesejahteraan sosial, sayangnya kesenjangan untuk mengakses
sanitasi masih ada, terutama di daerah perkotaan dimana tantangannya lebih
kompleks. Penelitian ini meneliti pengaruh gender, status sosioekonomi, dan
pemberdayaan terhadap akses sanitasi di Jakarta Pusat, Indonesia. Berdasarkan data
yang diambil dari 450 masyarakat Kota Jakarta Pusat, ditemukan bahwa laki-laki
secara signifikan lebih berdaya. Hal ini memberikan laki-laki lebih banyak peluang
dalam komunitas, yang pada gilirannya memberdayakan laki-laki untuk
memperbaiki kondisi sanitasi mereka. Di sisi lain, pemberdayaan perempuan dalam
bidang sanitasi dibatasi oleh peran tradisional mereka dan ketergantungan ekonomi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa akses terhadap sanitasi berhubungan positif
dengan pemberdayaan, meskipun status sosio ekonomi juga berperan. Status
sosioekonomi terbukti menjadi penentu yang lebih kuat terhadap akses sanitasi
dibandingkan gender, yang semakin menunjukkan kompleksitas masalah sanitasi
perkotaan. Penelitian ini mendukung kebijakan yang mendorong kesetaraan gender
dan kesejahteraan ekonomi untuk memastikan akses sanitasi yang inklusif untuk
memberdayakan komunitas marginal. Pendekatan holistik dapat mendukung
peningkatan kesehatan dan kesetaraan sosial di daerah perkotaan.