Seiring dengan meningkatnya suhu permukaan laut (SPL) akibat pemanasan global, kejadian marine heatwaves (MHWs) diproyeksikan akan lebih sering terjadi dan dengan durasi yang lebih panjang pula. Laju peningkatan SPL di Indonesia lebih tinggi dari rata-rata global, yang memiliki implikasi negatif terhadap ekosistem dan perekonomian Indonesia. Sebagai kawasan ekonomi produktif, Selat Makassar memiliki kerentanan yang tinggi terhadap MHWs. Guna memitigasi dampak MHWs terhadap aktivitas ekonomi Selat Makassar, dibutuhkan penelitian terhadap kejadian MHWs. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik MHWs (durasi, frekuensi, intensitas, dan tren) dan mekanisme pembentukan MHWs di Selat Makassar. Penelitian juga mengidentifikasi kejadian MHWs signifikan yang berpotensi merusak ekosistem laut. Data SPL digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik kejadian MHWs di Selat Makassar secara spasial dan temporal. Persamaan mixed layer heat budget digunakan untuk mengidentifikasi kontribusi proses net surface heat flux, adveksi horizontal, dan entrainment dalam pembentukan MHWs signifikan. Penelitian dilakukan untuk rentang waktu 28 tahun (1993–2020).Hasil penelitian menunjukkan bahwa MHWs dengan frekuensi tinggi dan intensitas rendah ada di pesisir, sedangkan karakteristik MHWs yang berkebalikan ditemukan di laut lepas. Perhitungan tren linear menunjukkan tren positif untuk frekuensi dan durasi. Tren negatif ditemukan untuk intensitas rata-rata dan maksimum, sedangkan tren linear dari intensitas kumulatif adalah kombinasi dari tren linear durasi dan intensitas rata-rata. Melalui analisis temporal, ditemukan 66 kejadian MHWs di Selat Makassar. Analisis secara musim menunjukkan bahwa kejadian MHWs di musim peralihan I dan musim timur adalah kejadian dengan intensitas kumulatif yang relatif tinggi sehingga kedua musim tersebut diklasifikasikan sebagai musim dengan kerentanan tinggi terhadap MHWs. Kejadian MHWs signifikan terjadi pada tahun 1998 dan 2016, yaitu kejadian MHWs 25 Juli–10 Agustus 1998 dan kejadian MHWs 30 Juni–18 Agustus 2016. MHWs signifikan terjadi akibat kombinasi antara anomali pemanasan mixed layer oleh net surface heat flux dan anomali positif SPL di tahun 1998 dan 2016. Nilai net surface heat flux yang tinggi diakibatkan oleh peningkatan sinar matahari yang diterima laut dan penurunan kecepatan angin selama El Niño kuat.
Perpustakaan Digital ITB