digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pengurangan polusi udara merupakan salah satu masalah paling mendesak dan salah satu solusinya merupakan transisi ke penggunaan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan dari kendaraan bermotor konvensional. Pemerintah Indonesia telah mendukung transisi ini dengan memperkenalkan berbagai kebijakan dan insentif untuk meningkatkan adopsi Kendaraan Bermotor Listrik (KBL). Kemajuan teknologi baterai dan peningkatan jumlah infrastruktur pendukung dapat mendorong adopsi kendaraan listrik. Namun, masih banyak kendala yang menghalangi masyarakat untuk memilih kendaraan listrik untuk penggunaan pribadi. Termasuk di dalamnya infrastruktur yang tidak memadai di beberapa daerah, keandalan dan kinerja KBL yang masih kurang memadai, serta tingginya biaya untuk memiliki dan mengoperasikan KBL. Faktor-faktor yang memengaruhi ini telah dipelajari secara ekstensif dengan menggunakan berbagai model teoretis, seperti Theory of Planned Behavior (TPB), Technology Acceptance Model (TAM), dan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). Namun, masih studi konkrit mengenai bagaimana model-model ini dapat digunakan untuk mensimulasikan adopsi KBL menggunakan Agent-Based Modelling (ABM), sebuah teknik yang dapat menggambarkan interaksi yang kompleks dan dinamis di antara pengadopsi potensial dan lingkungan mereka. Selain itu masih perlu ada kejelasan lebih lanjut mengenai seberapa baik modelmodel ini mencerminkan situasi adopsi KBL di dunia nyata. Penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan TPB, TAM, dan UTAUT/UTAUT2 ke dalam ABM, menawarkan bukti konsep untuk menggarisbawahi kelayakan teori adopsi teknologi untuk simulasi dan visualisasi dampaknya pada populasi tertentu. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memprediksi adopsi KBL Berbasis Baterai (KBLBB) di masa depan di Indonesia berdasarkan model konseptual yang tersedia. Dengan memanfaatkan model adopsi terintegrasi yang telah ada sebelumnya berdasarkan teori-teori yang telah disebutkan sebelumnya untuk melihat niat konsumen dalam mengadopsi kendaraan listrik di Indonesia, studi ini membangun sebuah simulasi yang menggambarkan interaksi dinamis dari faktorfaktor penentu yang telah diidentifikasi. Simulasi ini menghasilkan persentase populasi yang memilih KBLBB dibandingkan kendaraan konvensional dalam periode tertentu. Namun, analisis komparatif dengan data empiris tentang penjualan KBLBB tahunan di Indonesia menunjukkan proyeksi yang terlalu optimis dalam hasil simulasi. Oleh karena itu, upaya kalibrasi dilakukan untuk menyelaraskan hasil simulasi dengan data empiris yang diamati. Penelitian ini tidak hanya berkontribusi dalam menyempurnakan pemahaman tentang penerapan TPB dalam simulasi ABM, khususnya untuk dinamika adopsi KBLBB, tetapi juga menggarisbawahi pentingnya kalibrasi dalam meningkatkan akurasi dan daya prediksi model. Selain itu, studi ini memberikan wawasan berharga bagi para pengambil keputusan, menyoroti ABM sebagai alat alternatif untuk membentuk peraturan dalam konteks adopsi teknologi selama transisi ramah lingkungan. Ditemukan bahwa untuk meningkatkan adopsi KBL secara signifikan di setiap periode, infrastruktur pendukung, dukungan produsen, dan terutama mempromosikan kebijakan terkait adopsi KBLBB harus terus ditingkatkan, atau setidaknya dijaga pada tingkat yang konstan sehingga adopsi pada akhirnya akan menjangkau lebih banyak penduduk yang masih memiliki keraguan terhadap KLBB. Di antara empat faktor yang diperiksa, regulasi pemerintah yang mendukung memiliki dampak paling positif terhadap adopsi KBLBB di Indonesia. Selain itu, studi ini juga menemukan pola yang menarik berupa dikrepansi yang terjadi antara data penjualan hasil simulasi dan data empiris bertepatan dengan kondisi terparah pandemi COVID-19. Hal ini mengimplikasikan adanya dampak negatif fenomena global dan perlambatan ekonomi pada proses transisi hijau.