Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER - Khairina Septia Azzahra
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 - Khairina Septia Azzahra
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 - Khairina Septia Azzahra
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 - Khairina Septia Azzahra
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 - Khairina Septia Azzahra
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 - Khairina Septia Azzahra
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 - Khairina Septia Azzahra
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA - Khairina Septia Azzahra
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN - Khairina Septia Azzahra
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Industri F&B (Food and Beverage) terus berkembang pesat di Indonesia,
khususnya di kota besar seperti Bandung yang memiliki lebih dari 1.020 usaha
kuliner. Kondisi ini membuka peluang besar bagi pelaku usaha di Industri F&B,
tetapi disertai dengan tantangan berupa persaingan ketat untuk mempertahankan
pelanggan. Salah satu pemain baru di industri ini adalah Gaya Brasserie yang baru
beroperasi pada Januari 2024. Setelah awal pembukaan yang ramai, Gaya Brasserie
mengalami permasalahan terkait penurunan kunjungan ulang pelanggan seiring
berjalannya waktu. Masalah ini diperkuat dengan temuan nilai CRR (customer
retention rate) yang begitu rendah (23%) jika dibandingkan dengan CRR global
untuk restoran (55%). Penelitian ini bertujuan merancang strategi retensi pelanggan
berdasarkan pemahaman terhadap perilaku konsumen. Model perilaku yang
digunakan mencakup Theory of Planned Behavior (TPB), serta empat model lain
yang relevan dengan pembelian ulang di restoran, yaitu model Jani & Han (2011),
Ali, dkk (2021), Doeim, dkk (2022), dan Namin (2017). Data dikumpulkan melalui
wawancara semi-terstruktur terhadap 12 pelanggan dari empat segmen yang dipilih
menggunakan teknik judgmental dan snowball sampling. Kemudian, data
wawancara dianalisis menggunakan metode analisis tematik induktif dan deduktif.
Hasil analisis ini digunakan untuk menyusun daftar kebutuhan pelanggan yang
diklasifikasi dengan model Kano. Daftar kebutuhan akan menjadi dasar dalam
perumusan strategi retensi berdasarkan framework marketing mix 7P. Alternatif
strategi alternatif dipilih menggunakan model The ICE Score untuk memperoleh
strategi paling relevan bagi masing-masing segmen. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan faktor yang memengaruhi pembelian kembali pada
segmen yang berbeda, seperti kebutuhan akan eksklusivitas bagi pelanggan setia,
insentif sosial bagi pelanggan tidak aktif, dan impresi awal yang baik bagi
pelanggan baru.
Perpustakaan Digital ITB