Angka akses sanitasi layak di Kabupaten Bandung hanya berada di angka 29,15%
(BPS, 2022). Kurangnya akses sanitasi layak itu mendorong pemerintah
membangun fasilitas sanitasi bersama dalam hal ini fasilitas Mandi, Cuci, dan
Kakus (MCK) di beberapa tempat, salah satunya di Dusun Ciwalengke. Akan tetapi
kondisi sanitasi bersama ini kebanyakan tidak terawat. Penelitian ini bertujuan
untuk melakukan evaluasi aspek keberlanjutan dari MCK-MCK yang berada di
dusun tersebut. Evaluasi dilakukan dengan dua penilaian yakni penilaian
keberlanjutan McConville & Mihelcic (2007) yang memperhatikan tahap siklus
hidup dari MCK dan UNICEF Sustainability Checks yang memperhatikan faktor
keberlanjutan dari MCK. Hasil dari penelitian ini adalah diperlukan adanya
penyesuaian penilaian dengan konteks kelokalan terutama kondisi masyarakat yang
menetap, program bantuan MCK yang sederhana, dan hierarki mandor dan tukang
yang sederhana. Tingkat keberlanjutan dari masing-masing MCK masih rendah,
dengan nilai kurang dari 50% nilai maksimum untuk hampir setiap aspek
keberlanjutan. Akan tetapi perilaku higiene masyarakat Ciwalengke sudah cukup
baik dengan angka BABS di atas rata-rata nasional dan lebih dari separuh warga
yang melakukan cuci tangan setelah BAB. Kelebihan dari rata-rata fasilitas MCK
di Ciwalengke adalah pada tahap desain yang belum mengajak perwakilan warga
untuk turut mempertimbangkan konsep desain. Rekomendasi untuk meningkatkan
keberlanjutan fasilitas sanitasi di Dusun Ciwalengke adalah meningkatkan
pengelolaan dengan pembahasan pengelolaan dari mulai pembangunan hingga tahap operasional.