digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_DAFFA AVICIENA WIBOWO
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Angka akses sanitasi layak di Kabupaten Bandung hanya berada di angka 29,15% (BPS, 2022). Kurangnya akses sanitasi layak itu mendorong pemerintah membangun fasilitas sanitasi bersama dalam hal ini fasilitas Mandi, Cuci, dan Kakus (MCK) di beberapa tempat, salah satunya di Dusun Ciwalengke. Akan tetapi kondisi sanitasi bersama ini kebanyakan tidak terawat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi aspek keberlanjutan dari MCK-MCK yang berada di dusun tersebut. Evaluasi dilakukan dengan dua penilaian yakni penilaian keberlanjutan McConville & Mihelcic (2007) yang memperhatikan tahap siklus hidup dari MCK dan UNICEF Sustainability Checks yang memperhatikan faktor keberlanjutan dari MCK. Hasil dari penelitian ini adalah diperlukan adanya penyesuaian penilaian dengan konteks kelokalan terutama kondisi masyarakat yang menetap, program bantuan MCK yang sederhana, dan hierarki mandor dan tukang yang sederhana. Tingkat keberlanjutan dari masing-masing MCK masih rendah, dengan nilai kurang dari 50% nilai maksimum untuk hampir setiap aspek keberlanjutan. Akan tetapi perilaku higiene masyarakat Ciwalengke sudah cukup baik dengan angka BABS di atas rata-rata nasional dan lebih dari separuh warga yang melakukan cuci tangan setelah BAB. Kelebihan dari rata-rata fasilitas MCK di Ciwalengke adalah pada tahap desain yang belum mengajak perwakilan warga untuk turut mempertimbangkan konsep desain. Rekomendasi untuk meningkatkan keberlanjutan fasilitas sanitasi di Dusun Ciwalengke adalah meningkatkan pengelolaan dengan pembahasan pengelolaan dari mulai pembangunan hingga tahap operasional.