ABSTRAK Maulana Yusup Iskandar
PUBLIC Resti Andriani
BAB 1 Maulana Yusup Iskandar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Maulana Yusup Iskandar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Maulana Yusup Iskandar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Maulana Yusup Iskandar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Maulana Yusup Iskandar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Maulana Yusup Iskandar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Perkembangan pesat industri otomotif terus menuntut peningkatan dalam berbagai faktor, seperti keselamatan, efisiensi, dan keekonomian. Peningkatan pada beberapa faktor tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan pada material penyusun kendaraan. Dual phase steel merupakan salah satu jenis baja hasil perlakuan panas intercritical annealing yang banyak digunakan industri otomotif karena sifatnya yang kuat, tangguh, dan mudah dibentuk. Baja SS400 merupakan baja karbon rendah yang mudah ditemukan dengan harga yang relatif lebih murah. Menggunakan bahan baku yang lebih murah dan merekayasa sifat mekaniknya dapat menurunkan harga produksi dan meningkatkan efisiensi tanpa harus mengurangi faktor keselamatan. Pada penelitian ini dilakukan variasi perlakuan panas normalizing, quenching, dan intercritical annealing pada baja SS400 untuk melihat struktur mikro dan sifat mekaniknya.
Serangkaian percobaan normalizing, quenching, dan intercritical annealing telah dilakukan untuk mempelajari pengaruh dari variasi perlakuan panas terhadap struktur mikro dan sifat mekaniknya. Perlakuan normalizing dilakukan pada suhu austenisasi 870 °C dengan waktu penahanan 10 menit dan dilanjutkan dengan proses pendinginan menggunakan udara. Setelah itu, spesimen dilakukan austenisasi kembali ke suhu 870 °C, 900 °C, dan 930 °C dengan waktu penahanan 10 menit dan dilakukan quenching. Setelah itu, spesimen dilakukan intercritical annealing pada suhu 750 °C, 770 °C, dan 800 °C. Lalu, dibandingkan dengan perlakuan panas konvensional pada suhu intercritical annealing yang sama. Karakterisasi dilakukan dengan pengujian tarik, kekerasan Vickers, metalografi menggunakan mikroskop optik, dan fraktografi menggunakan SEM. Berdasarkan data hasil karakterisasi yang telah dilakukan, ditentukan pengaruhnya terhadap struktur mikro dan sifat mekaniknya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur mikro yang diperoleh terdiri dari fasa ferit dan martensit. Terjadi tren peningkatan kekuatan dan kekerasan seiring dengan meningkatnya suhu austenisasi dan intercritical annealing dengan nilai maksimum 843,8 MPa dan 331 HV pada variasi austenisasi 930 °C dan intercritical annealing 800 °C. Nilai energi impak charpy maksimum diperoleh pada variasi austenisasi 900 °C dan intercritical annealing 750°C dengan nilai 90,24 J/cm2. Nilai elongasi maksimum diperoleh pada variasi austenisasi 870 °C dan intercritical annealing 750 °C sebesar 26%. Didapatkan mekanisme patahan yang terbentuk adalah campuran patahan getas dan ulet. Didapatkan bahwa baja SS400 hasil perlakuan panas pada penelitian ini berhasil memasuki daerah 1st Gen Advanced High Strength Steel.