digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Proyek Jalan Tol Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap (Getaci) bertujuan untuk meningkatkan konektivitas di Pulau Jawa, khususnya pada segmen tinjauan Gedebage – Nagreg (STA. 0+000 – STA. 22+850). Untuk mencapai hal tersebut, perlu dilakukan perencanaan jalan tol secara tepat yang terdiri atas estimasi lalu lintas, perancangan teknis, penentuan metode pelaksanaan konstruksi, estimasi biaya, dan evaluasi kelayakan finansial pada ruas tinjauan. Estimasi lalu lintas selama masa konsesi diperoleh melalui model perencanaan transportasi empat tahap, yaitu trip generation, trip distribution, modal split, dan trip assignment. Hasil pemodelan memperkirakan bahwa pada tahun 2025, ruas jalan ini akan dilalui 10.238 kendaraan/hari dengan pertumbuhan lalu lintas rata-rata 7,61% per tahun hingga mencapai 87.017 kendaraan/hari pada akhir masa konsesinya di tahun 2065. Kemudian, dilakukan perancangan teknis yang mencakup perencanaan desain geometrik, perkerasan jalan, sistem drainase, struktur jembatan dan dinding penahan tanah, serta rambu dan marka jalan. Perancangan geometrik menghasilkan jalan tol tipe 4/2 – T sepanjang 23,648 km yang akan diperlebar menjadi 6/2 – T pada tahun 2055. Ruas memiliki 7 tikungan dan 15 lengkung vertikal. Selain itu, didesain simpang susun terompet di Gedebage dan Nagreg dengan 4 ramp dan tipe jalan 1/1. Perkerasan yang dirancang adalah perkerasan kaku Beton Bersambung dengan Tulangan (BBDT) setebal 325 mm dengan fondasi bawah beton kurus. Sistem drainase dirancang berupa saluran samping trapesium dengan dimensi b = 0,6 m dan h = 1 m dan 7 buah gorong-gorong box culvert berukuran 1,5 x 1,5 m. Jembatan yang dirancang sepanjang 21 m menggunakan gelagar beton PC-I Girder tipe H-125 dan abutment counterfort setinggi 13,2 m. Rambu dan marka jalan, serta metode konstruksi disesuaikan dengan desain dan acuan yang digunakan. Estimasi biaya konstruksi untuk ruas tinjauan mencapai Rp4.233.876.573.506. Analisis finansial dilakukan berdasarkan biaya investasi dan analisis pendapatan dengan metode NPV, BCR, IRR, serta payback period. Berdasarkan analisis, proyek ini layak untuk dilaksanakan dan dapat memberikan manfaat optimal bagi peningkatan konektivitas dan perekonomian, khususnya di wilayah Jawa Barat.