digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Seiring penggunaan jumlah energi yang terus meningkat, salah satu potensi sumber energi yang berada di Indonesia adalah panas bumi Salah satu masalah yang umum terjadi saat proses produksi listrik pada PLTP turbin disebabkan karena zat-zat yang terkandung dalam uap. Kandungan yang dimaksud dapat berupa NCG (Non-Condensible Gas) atau pengotor mineral lainnya. Hal tersebut menyebabkan kemurnian dan kualitas uap yang digunakan untuk memutar turbin akan menurun. Jika dibiarkan terus-menerus maka hal tersebut dapat mempengaruhi besarnya keluaran listrik yang dihasilkan oleh PLTP atau bahkan hingga kerusakan pada komponen pembangkit listrik. Walaupun telah melalui rangkaian komponen moisture removal, masih didapatkan kandungan pengotor pada uap karena efisiensi pemurnian tidak maksimal. Pada penelitian ini akan dilakukan penggunaan metode pemurnian uap berupa Air Cooled Heat Exchanger (ACHE). ACHE dianggap lebih praktis dan efektif untuk dipasang sebelum uap memasuki turbin. Proses desain ACHE menggunakan perangkat lunak HTRI yang akan melakukan iterasi untuk mendapatkan model awal. Kemudian perhitungan kemurnian yang digunakan adalah metode pendekatan oleh Russel James. Hasil perhitungan membuktikan bahwa model ACHE mampu melarutkan TDS hingga 15 kali lipat pada kondisi lingkungan ideal dan 2 kali lipat pada kondisi lingkungan ekstrem. Hal tersebut membuat kemurnian uap panas bumi sudah sesuai dengan spesifikasi turbin. Selain itu, pada penelitian kali ini dilakukan studi pengaruh suhu lingkungan dan kecepatan udara terhadap performa ACHE. Peningkatan suhu lingkungan dari 0°???? hingga 35°???? menunjukkan penurunan performa ACHE dengan penurunan kemurnian dari 0,4264 ppm hingga 0,5013 ppm. Sedangkan peningkatan kecepatan udara dari 0,1 m/s hingga 5 m/s menunjukkan peningkatan performa ACHE dengan peningkatan kemurnian dari 2.282 ppm hingga 0,3572 ppm.