digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Muhammad Irsyad Ramadhan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Malignansi ginekologis berupa kanker ovarium tipe epitel masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi pada wanita secara global. Sebanyak 60–80% kasus kanker ini mengalami rekurensi setelah pengobatan awal dan menghasilkan tumor baru yang kemoresisten. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa subpopulasi tumor ovarian cancer stem cell (OCSC), yang berhasil sintas pasca-penanganan, terlibat dalam perkembangan kanker berulang tersebut. Isolasi OCSC sejauh ini dapat memanfaatkan marka permukaan yang berkaitan dengan sifat sel punca, seperti prominin-1 (CD133). Namun, hingga saat ini, analisis ekspresi gen-gen terkait kemoresistensi pada level protein untuk OCSC CD133+ belum banyak dilakukan secara ekslusif. Diketahui bahwa mekanisme kemoresistensi difasilitasi oleh perbaikan DNA serta aktivitas self-renewal, maka penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi OCSC CD133+ serta mengamati ekspresi beberapa protein seperti ATM, ATR, dan Caspase-3 (CASP3). Metode penelitian diawali dengan seleksi OCSC CD133+ dari lini SKOV3 menggunakan Indirect MACS. Seleksi dilakukan dengan dua tahap pelabelan dan diikuti dengan penyortiran melalui kolom magnet. Hasil seleksi ini memberikan hanya sebanyak 0,52-0,99% OCSC CD133+ dari total sel yang lolos. Proporsi OCSC pada populasi asal pun belum dapat ditentukan secara pasti akibat kehilangan sel selama proses seleksi. Kemampuan populasi asal (heterogen) serta dua jenis subpopulasi sel SKOV3 yang tersortir (CD133+ dan CD133?) untuk menginisiasi tumor selanjutnya diamati melalui kemampuan sel untuk membentuk sferoid. Kondisi awal kultur menunjukkan ukuran beberapa individu sel dari subpopulasi OCSC CD133+ 3-4 kali lebih besar—(giant cancer cell, GCC)—dibandingkan dengan sel-sel populasi asal dan non-OCSC CD133?. Pembelahan asimetris berupa budding juga diduga terjadi pada GCC CD133+ ini. Selanjutnya, diameter sferoid OCSC CD133+ teramati lebih besar secara signifikan (p < 0,01) daripada sferoid non-OCSC CD133? sejak hari ke-3. Kemampuan populasi asal yang membentuk sferoid berdiameter lebih besar (p < 0,05) daripada sferoid OCSC CD133+ pada hari ke-7 pun mengindikasikan dibutuhkannya interaksi antara OCSC dengan subpopulasi non-OCSC dalam inisiasi tumor. Level ekspresi protein yang diukur melalui Sandwich ELISA menunjukkan bahwa subpopulasi OCSC CD133+ mengekspresikan ATM dan CASP3 yang sama-sama lebih tinggi dibandingkan subpopulasi non-OCSC CD133? (p < 0,01). Peningkatan ekspresi ATM ini diduga dipicu oleh aktivasi subletal CASP3 yang dapat menginduksi pemutusan untai ganda DNA secara spontan. Deteksi kerusakan DNA oleh ATM pun diperkirakan mampu mencegah kematian sel selama siklus sel berlangsung serta memicu sekresi protein proinflamasi, sehingga peningkatan ekspresi protein ATM dan CASP3 pada OCSC CD133+ kemungkinan bersifat sinergis dalam mendukung pertumbuhan tumor. Berikutnya, level ekspresi protein ATR yang juga berperan dalam aktivasi checkpoint perbaikan DNA tidak ditemukan berbeda (p > 0,05) untuk seluruh jenis sel karena fungsinya yang diduga krusial untuk viabilitas sel. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa subpopulasi OCSC CD133+ mungkin memiliki potensi tumorigenisitas dan kemoresistensi yang lebih tinggi dibandingkan subpopulasi non-OCSC CD133? karena mampu membentuk sferoid yang lebih besar serta mengekspresikan protein ATM dan CASP3 yang lebih tinggi.