digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_ALYA KARMILIA
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Kondisi sanitasi yang tidak aman dan tidak menjamin higienitas dapat mengakibatkan penyakit seperti diare, tifus, penyakit kulit, malaria dan lain sebagainya, juga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan seperti eutrofikasi dan merusak diversitas sungai. Perbaikan akses sanitasi pada permukiman kumuh tidak bisa diwujudkan dengan mudah karena harus memenuhi akses sanitasi yang tepat teknologi, terjangkau, berkelanjutan, dan tepat sasaran sesuai dengan kondisi fisik dan lingkungannya. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan pada permukiman kumuh adalah Tripikon-S yang merupakan teknologi buatan Prof. Ir. Hardjoso Prodjopangarso yang terdiri dari tiga (tri) pipa (pi) konsentris (kon) septik (S), sebagai alternatif pengolahan air limbah domestik untuk kawasan daerah spesifik. Beberapa modifikasi yang pernah dilakukan pada tripikon-S adalah penambahan bioball yang menghasilkan efisiensi penyisihan COD sebesar 66%. Modifikasi lain yang pernah dilakukan adalah penambahan filter ijuk pada pipa outlet yang diaplikasikan di daerah Kalimantan, namun belum pernah diuji secara laboratorium efisiensinya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian skala laboratorium pada modifikasi tripikon-S dengan penambahan bioball pada pipa besar (pipa 8 inchi) dan filter ijuk pada pipa outlet Tripikon-S terhadap pengolahan limbah black water, limbah mixed domestic wastewater, serta menganalisis kinetika yang terjadi pada reaktor modifikasi. Dilakukan seeding dan aklimatisasi dalam kondisi batch dengan variasi beban COD 500 mg/L, 750 mg/L dan 1000 mg/L untuk menganalisis kinetika yang terjadi menggunakan model Monod. Sampel substrat dan biomassa pada perlakuan batch diambil setiap satu jam. Analisis SEM dan analisis komunitas mikroba dilakukan untuk mengetahui pelekatan bakteri pada media filter bioball. Penelitian dilanjutkan dengan fase kontinyu, running dilakukan dengan HRT 48 jam dan pengujian kinerja penyisihan pada variasi limbah black water dan limbah mixed domestic wastewater. Diperoleh nilai µmax sebesar 0,0524/jam dan Ks 942,277 mg/L COD/jam, serta nilai yield 2,57088. Untuk variasi COD 500 mg/L, 750 mg/L dan 1000 mg/L diperoleh laju degradasi (k) berturut-turut sebesar 0,053/jam, 0,0537/jam dan 0,0442/jam. Hasil analisis komunitas mikroba menunjukkan terdapat 744 jenis bakteri dengan spesies terbanyak yang menempel pada bioball adalah Clostridium pasteurianium, dan Plaudibaculum fermentas serta dominansi kelas bakteri Holophagae dan planctomycetia mengindikasikan bahwa telah tercipta kondisi anaerobik di dalam reaktor bioball. filum yang mendominasi bioball adalah filum protobacteria, acidobacteria, bacterioidota dan actinobacteria yang umumnya terdapat pada sistem lumpur aktif, membuktikan bahwa bakteri yang menempel pada bioball merupakan bakteri pendegradasi limbah dan sistem telah terbentuk sesuai dengan peruntukannya. Penyisihan black water pada kedua reaktor diperoleh hasil yang lebih baik pada reaktor modifikasi dengan efisiensi penyisihan COD 67,76% dan TSS 87,51% sedangkan penyisihan Amonia lebih baik pada reaktor kontrol. Hasil uji t mengindikasikan tidak terdapat peningkatan kinerja yang signifikan terhadap pengolahan limbah black water. Perbandingan antara variasi limbah black water dan mixed domestic wastewater menunjukkan limbah black water menghasilkan efisiensi penyisihan yang lebih baik, denga p-value 0,03569 (<0,05) mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan efisiensi pada aplikasi modifikasi Tripikon-S untuk pengolahan limbah black water dan limbah mixed wastewater.