Kondisi sanitasi yang tidak aman dan tidak menjamin higienitas dapat
mengakibatkan penyakit seperti diare, tifus, penyakit kulit, malaria dan lain
sebagainya, juga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan seperti eutrofikasi
dan merusak diversitas sungai. Perbaikan akses sanitasi pada permukiman kumuh
tidak bisa diwujudkan dengan mudah karena harus memenuhi akses sanitasi yang
tepat teknologi, terjangkau, berkelanjutan, dan tepat sasaran sesuai dengan kondisi
fisik dan lingkungannya. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan pada
permukiman kumuh adalah Tripikon-S yang merupakan teknologi buatan Prof. Ir.
Hardjoso Prodjopangarso yang terdiri dari tiga (tri) pipa (pi) konsentris (kon) septik
(S), sebagai alternatif pengolahan air limbah domestik untuk kawasan daerah
spesifik. Beberapa modifikasi yang pernah dilakukan pada tripikon-S adalah
penambahan bioball yang menghasilkan efisiensi penyisihan COD sebesar 66%.
Modifikasi lain yang pernah dilakukan adalah penambahan filter ijuk pada pipa
outlet yang diaplikasikan di daerah Kalimantan, namun belum pernah diuji secara
laboratorium efisiensinya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian
skala laboratorium pada modifikasi tripikon-S dengan penambahan bioball pada
pipa besar (pipa 8 inchi) dan filter ijuk pada pipa outlet Tripikon-S terhadap
pengolahan limbah black water, limbah mixed domestic wastewater, serta
menganalisis kinetika yang terjadi pada reaktor modifikasi. Dilakukan seeding dan
aklimatisasi dalam kondisi batch dengan variasi beban COD 500 mg/L, 750 mg/L
dan 1000 mg/L untuk menganalisis kinetika yang terjadi menggunakan model
Monod. Sampel substrat dan biomassa pada perlakuan batch diambil setiap satu
jam. Analisis SEM dan analisis komunitas mikroba dilakukan untuk mengetahui
pelekatan bakteri pada media filter bioball. Penelitian dilanjutkan dengan fase
kontinyu, running dilakukan dengan HRT 48 jam dan pengujian kinerja penyisihan
pada variasi limbah black water dan limbah mixed domestic wastewater. Diperoleh
nilai µmax sebesar 0,0524/jam dan Ks 942,277 mg/L COD/jam, serta nilai yield
2,57088. Untuk variasi COD 500 mg/L, 750 mg/L dan 1000 mg/L diperoleh laju degradasi (k) berturut-turut sebesar 0,053/jam, 0,0537/jam dan 0,0442/jam. Hasil
analisis komunitas mikroba menunjukkan terdapat 744 jenis bakteri dengan spesies
terbanyak yang menempel pada bioball adalah Clostridium pasteurianium, dan
Plaudibaculum fermentas serta dominansi kelas bakteri Holophagae dan
planctomycetia mengindikasikan bahwa telah tercipta kondisi anaerobik di dalam
reaktor bioball. filum yang mendominasi bioball adalah filum protobacteria,
acidobacteria, bacterioidota dan actinobacteria yang umumnya terdapat pada sistem
lumpur aktif, membuktikan bahwa bakteri yang menempel pada bioball merupakan
bakteri pendegradasi limbah dan sistem telah terbentuk sesuai dengan
peruntukannya. Penyisihan black water pada kedua reaktor diperoleh hasil yang
lebih baik pada reaktor modifikasi dengan efisiensi penyisihan COD 67,76% dan
TSS 87,51% sedangkan penyisihan Amonia lebih baik pada reaktor kontrol. Hasil
uji t mengindikasikan tidak terdapat peningkatan kinerja yang signifikan terhadap
pengolahan limbah black water. Perbandingan antara variasi limbah black water
dan mixed domestic wastewater menunjukkan limbah black water menghasilkan
efisiensi penyisihan yang lebih baik, denga p-value 0,03569 (<0,05)
mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan efisiensi pada aplikasi modifikasi
Tripikon-S untuk pengolahan limbah black water dan limbah mixed wastewater.