BAB V - Rania Noor Aristawidya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia membuat semakin meningkat pula kebutuhan kayu sebagai bahan bangunan. Sehingga perlu digunakan alternatif bahan bangunan menggunakan kayu hasil rekayasa, seperti cross laminated timber (CLT). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan ketahanan CLT berbahan dasar kayu gmelina (Gmelina arborea) dan bambu betung (Dendrocalamus asper) dengan variasi lama perendaman dalam disodium tetraborat pentahidrat terhadap serangan rayap tanah Coptotermes curvignathus Holmgren. Papan CLT berbahan dasar kayu gmelina dan bambu betung direndam dalam disodium tetraborat pentahidrat 7% selama 8 jam, 12 jam dan 16 jam. Papan CLT yang sudah diawetkan kemudian diuji ketahanan terhadap rayap tanah C. curvignathus selama 4 minggu. Dalam penelitian ini, digunakan SNI 7207:2014 termodifikasi, dengan klasifikasi kelas awet yang juga mengacu pada standar tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CLT hibrid bambu betung dan gmelina memiliki ketahanan tehadap serangan rayap tanah C. curvignathus kelas awet II. Pengujian pada CLT kontrol core gmelina, serta CLT hibrid bambu betung dan kayu gmelina memiliki kelas awet I. Waktu perendaman bahan CLT dalam disodium tetraborat pentahidrat yang paling mampu untuk mempertahankan produk dari serangan rayap tanah adalah perendaman selama 8 jam. Perendaman di atas 8 jam tidak memberikan perbedaan signifikan baik terhadap pengujian retensi, penurunan berat, mortalitas rayap dan derajat kerusakan. Dengan demikian, perendaman 8 jam optimal dalam mempertahankan produk dari serangan rayap tanah.