digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Aulia Azmi Nur Rahmani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Aulia Azmi Nur Rahmani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Aulia Azmi Nur Rahmani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Aulia Azmi Nur Rahmani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Aulia Azmi Nur Rahmani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Aulia Azmi Nur Rahmani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Aulia Azmi Nur Rahmani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Bambu merupakan komoditas dengan pemanfaatan yang luas serta dapat digunakan sebagai pengganti kayu kelas awet tinggi dikarenakan waktu tumbuhnya yang relatif singkat dibanding kayu kelas awet tinggi . Bambu betung (Dendrocalamus asper) merupakan salah satu jenis bambu yang tumbuh di Indonesia dengan kekuatan mekanik yang baik. Dewasa ini, trend perkembangan industri mulai bergeser agar lebih memerhatikan keberlanjutan lingkungan, di sisi lain metode pengawetan yang digunakan di Indonesia sebaiknya sederhana dan murah. Pada penelitian ini akan dilakukan pengawetan pada bambu betung menggunakan bahan pengawet nabati potensial berupa daun mimba (Azadirachta indica), daun tembakau (Nicotiana sp), dan kunyit (Curcuma longa) dengan pelarut air. Metode pengawetan yang digunakan berupa perendaman panas pada suhu 70-80? selama 3 jam. Konsentrasi(b/b) bahan pengawet yang digunakan adalah 10%, 15%, dan 20% hasil pengawetan kemudian akan dibandingkan dengan sampel yang diawetkan menggunakan boraks:asam borat (1:2) konsentrasi 10%. Analisis keefektifan bahan pengawet ditinjau dari inhibisi bahan terhadap pertumbuhan jamur dan ketahanan sampel terhadap serangan kumbang bubuk. Jamur yang diujikan dicuplik dari bambu dengan kondisi kering udara. Hasil analisis menunjukkan bahwa daya hambat terbaik diperoleh dari perlakuan kunyit 20% sebesar 66,21%, kunyit 15% sebesar 64,21% dan tembakau 20% sebesar 57,37%. Daya hambat kunyit akan berkurang setengahnya setelah 48 jam sedangkan daya hambat daun tembakau berkurang sangat drastis. Hasil pengujian ketahanan terhadap serangan kumbang bubuk tidak signifikan sehingga diperlukan perbaikan metode uji yang dilakukan