digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PT X merupakan perusahaan produsen alat berat konstruksi dan pertambangan di Indonesia. Meskipun perusahaan telah melakukan analisis kecelakaan, penilaian risiko, dan promosi budaya keselamatan, PT X masih menghadapi masalah kecelakaan kerja. Pada tahun 2023, pekerjaan melting mengalami dua kecelakaan kerja. Oleh karena itu, diperlukan implementasi kerangka kerja dan pendekatan manajemen keselamatan lain yang lebih efektif dalam mengidentifikasi risiko kecelakaan kerja. Dengan menggunakan pendekatan Safety- II, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk deviasi pekerjaan aktual (work as done) terhadap pekerjaan ideal yang diharapkan perusahaan (work-as-imagined), menganalisis faktor penyebab deviasi tersebut, serta merancang rekomendasi untuk perusahaan sehingga deviasi tidak berdampak negatif terhadap keselamatan pekerja. Penelitian ini dilakukan dengan memahami perbedaan antara work-as-imagined (WAI) dan work-as-done (WAD) melalui observasi dan wawancara terkait dengan pelaksanaan pekerjaan aktual. Kemudian, evaluasi deviasi WAD terhadap WAI dilakukan dengan menganalisis bentuk-bentuk deviasi, mengidentifikasi dampak dan menilai tingkat keparahan (severity) pada deviasi yang terjadi, mengevaluasi penyebab deviasi, hingga merekapitulasi penyebab deviasi. Kemudian dilakukan perancangan rekomendasi untuk perusahaan berupa sistem yang toleran terhadap deviasi (deviation-tolerant system) dan penghalang keselamatan (safety barrier) untuk mencegah deviasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk deviasi WAD terhadap WAI yang ditemukan mencakup 7,5% tindakan tidak dilakukan, 5,2% tindakan dilakukan tidak sesuai urutan, dan 27,0% tindakan dilakukan tidak sesuai prosedur. Selain itu, pekerja juga melakukan 26 tindakan tambahan di luar prosedur. Faktor yang dapat menyebabkan deviasi WAD terhadap WAI dibagi menjadi lima kelompok faktor, yaitu faktor lingkungan, organisasi, pekerjaan, individu, dan kelompok. Kemudian, dirancang sistem interlock dan sistem barrier untuk tiga deviasi berisiko yang paling sering terjadi sebagai. Hasil penelitian ini direkomendasikan kepada manajemen perusahaan sebagai dasar perbaikan untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan pekerja di PT X.