digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK-HARYO SATRIYO TOMO
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Partikulat di udara ambien, terutama yang berukuran kurang dari 2,5 ?m (PM2.5), diketahui berdampak signifikan terhadap peningkatan angka kesakitan masyarakat di perkotaan dan pinggiran kota. Dimana dampak yang ditimbulkan dipengaruhi oleh dinamika secara temporal, terkait dengan sumber dan efek meteorologi. Keberadaan PM2,5 di udara ambien memerlukan identifikasi menggunakan alat ukur ataupun metode sampling tertentu dalam waktu paparan yang panjang hingga pendek. Saat ini, instrument alat ukur PM2,5 di udara ambien telah banyak dikembangkan terutama yang berbasis Optical Low Volume Sampler dan Optical Sensor. Pada tingkat akurasi dan durabilitas tertentu, instrumen alat ukur PM2,5 berbasis optik ini sangat dipengaruhi oleh karakteristik intrinsik partikel PM2,5. Penelitian ini ditujukan untuk melakukan karakterisasi partkel PM2,5 baik dari unsur kimia penyusun partikel, komponen ionik penyusun partikel dan morfologi spesifik berupa bentuk, densitas dan kesesuaian dengan senyawa tertentu yang dominan. Adapun metode karakterisasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa Scanning Electron Microscope (SEM) yang dilengkapi dengan Energy Dispersive Spectroscopy (EDS), Ion-chromatography (IC) dan Raman Spectroscopy. Hasil analisis menggunakan SEM-EDS selanjutnya digunakan untuk estimasi densitas aktual PM2,5 serta komposisi kimia dominan penyusun partikel. Analisis menggunakan IC diperoleh besarnya komposisi ionik yang terlarut dalam air sebagai karakteristik secondary aerosol. Sedangkan dengan menggunakan Raman Spectroscopy didapatkan diferensiasi struktur karbon elemental yang merupakan senyawa dominan yang mempengaruhi kinerja instrument optik. Selanjutnya dari ketiga analisis tersebut dikembangkan menjadi karakteristik asosiatif dalam variable-variabel persamaan model konstitutif yang menghubungkan antara produk pembacaan instrumen alat ukur PM2,5 berbasis optik dengan nilai PM2,5 aktual di udara ambien. Model yang dikembangkan terbukti dapat mengidentifikasi besarnya konsentrasi PM2,5 ambien yang lebih reliable dan akurat dari hasil pembacaan sensor optik yang affordable pada durasi pemakaian tertentu.